Mengapa Anak Bisa Telat dan Sulit Berbicara?
Ada banyak masalah perkembangan yang terjadi pada anak-anak, seperti halnya keterlambatan atau sulitnya belajar bicara pada anak-anak. Meskipun masalah ini hanya terjadi 5-10% di antara semua anak di Indonesia, namun demikian hal ini menjadi kian serius terlebih faktor penyebabnya kebanyakan terletak dari bagaimana orangtua memperlakukan anak-anaknya. Seperti beberapa faktor penyebab anak mengalami keterlambatan dan sulit belajar berbicara yang diambil dari beberapa literatur dan pengalaman beberapa para klinisi melalui obervasi dan hasil interview-nya terhadap beberapa orangtua di bawah ini.
Perkembangan Otot, Lamban
Seorang anak yang mengalami keterlambatan bicara karena perkembangan ototnya terbilang lamban akan terasa sulit dan berat untuk melakukan gerakan yang cepat saat akan berbicara atau memproduksi suara. Dari 100 anak yang mengalami keterlambatan bicara hampir 90% nya mengalami kelemahan otot-otot tubuh (trunk) termasuk otot leher (neck muscle). Konsekuensi dari kelemahan otot ini adalah anak menjadi tidak mampu atau sulit memproduksi suara karena otot sulit bergerak cepat untuk berbicara dalam mengkombinasikan gerak otot leher, lidah dan mulut.
Anak dengan keterlambatan karena faktor kelemahan otot harus melalui treatment sensorimotor atau Sensori Integration (SI) untuk membantu menguatkan otot-otot tubuh secara keseluruhan sehingga rongga dada menjadi kuat untuk memproduksi suara yang maksimal. Terapi wicara untuk jenis ini tidak akan maksimal karena yang bermasalah ada pada ototnya yang lemah dan penangannya tidak hanya terletak pada masalah mulut dan tenggorokan saja tetapi harus melalui mekanisme yang sangat kompleks.
Jarang Berinteraksi Dengan Orang Lain
Ada beberapa anak yang memang kurang bergaul dengan lingkungan di sekitarnya sehingga waktu mereka dalam berinteraksi sangat kurang. Tipe anak seperti ini biasanya ditemui di lingkungan tempat tinggal condominium/high rise building atau yang rumahnya di pinggir jalan raya yang harang bermain ke tetangga atau seberang rumahnya karena takut tertabrak kendaraan, masuk angina, kena debu dan lain sebagainya. Selain faktor-faktor tersebut ada juga yang karena tidak mendapatkan perhatian maksimal dari orangtua atau pengasuhnya karena mereka malah asik bermain gadget atau menonton TV.
Kemampuan Bahasa Non Verbal Yang Berkembang Lebih Dulu
Pada kondisi keluarga tertentu, anak-anak ada yang diajari berbahasa gesture tubuh atau isyarat. Hal ini mungkin dirasa efektif, tetapi perlu diingat bahwa metode tersebut hanya akan efektif di lingkurang rumah saja tidak bisa diterapkan di luar rumah pada teman-temannya. Alangkah baiknya jika orangtua selalu membiasakan mengajak anak berbicara meskipun mereka belum mampu berbicara.
Ekspektasi Dari Keluarga Rendah
Keterlambatan bicara pada anak juga bisa berasal dari lingkungan keluarga yang memiliki ekspektasi/harapan rendah. Banyak orang di sekeliling mereka yang tidak berkomunikasi dengan anak karena mereka memang tidak mengharapkan anaknya berbicara pada mereka atau tidak ingin pembicaraannya dimengerti oleh anak. Hal ini sangat berdampak buruk bagi perkembangan bicara anak karena hanya akan mengasilkan anak yang pelit bicara, mereka hanya akan bicara saat ada yang mengajaknya bicara saja.
Waktu Bicara Sedikit
Biasanya kebiasaan ini terjadi pada keluarga yang orangtuanya tidak pernah memberikan kesempatan untuk merespon pada apa yang dikatakan oleh anak-anak, mungkin orangtua atau pengasuhnya yang tidak sabaran. Ingat, bahwa computer saja sering mengalami keterlambatan atau load, sama halnya dengan anak, ada juga yang responnya lambat ada juga yang cepat. Jika anak tidak diberikan kesempatan untuk berbicara atau merespon, mereka akhirnya malah akan malas dan akan menjadi anak yang pasif.
Stimulasi yang Berlebihan
Terkadang orangtua terlalu menginginkan hal yang berlebihan pada anaknya, misalnya dengan diajak bicara atau diajarkan berbagai bahasa di rumahnya. Pada dasarnya, mendidik anak dengan banyak bahasa di rumah hanya akan membuat anak mengalami keterlambatan bicara karena mereka kan merasa bingung bahasa mana yang harus dipilih untuk digunakan. Hal ini sama saja dengan memaksakan koordinasi kedua tangan yang masih belum bagis untuk melempar banyak bola sekaligus. Jadi, sebaiknya gunakanlah satu bahasa di rumah untuk berkomunikasi dengan anak agar mereka cepat memahaminya dan tidak membuat bingung stimulasi otaknya.
Anak Dibiarkan Bermain Sendiri
Kasus ini termasuk kasus yang paling sering ditemukan selain karena faktor perkembangan otot yang lamban. Biasanya anak dibiarkan bermain sendiri karena orangtua atau pengasuh sibuk mengerjakan pekerjaan lain. Padahal sebenarnya anak membuutuhkan partner untuk melatih kemampuan bicaranya dengan komunikasi. Atau ada juga mereka yang terlalu protektif tidak boleh main ini dan itu karena takut lantai basah, tembok kotor padahal anak pada rentang usia dini pada waktu fase anal sering bermain yang kotor-kotor, yang behubungan dengan ilmu fisika seperti air, pasir, tanah, batu hingga corat-coret di tembok. Dengan melarang tidak boleh ini dan itu menyebabkan anak menjadi pasif yang bisa menimbulkan Tactile Defensife karena sistem rabanya tidak matang.
Nah, jika Anda memiliki putera/puteri yang mengalami keterlambatan atau sulit berbicara harus diketahui terlebih dahulu penyebabnya dengan baik, apa karena ada ganggugan pendengaran, gangguan auditory processing, faktor lingkungan, pola asuh, kurangnya stimulus bermain atau retardasi mental, dan lain sebagainya. Konsultasilah kepada dokter ahli atau tempat terapi yang cocok agar tidak kehilangan kesempatan untuk memperbaiki.