Mengenal Kak Seto, Aktivis Perlindungan Anak Indonesia
Bagi anak 90an yang pernah menonton Si Komo yang menyebabkan kemacetan itu, pasti sudah mengenal sosok Kak Seto, seorang aktivis yang dikenal memperjuangkan hak-hak anak Indonesia. Sebenarnya pria bernama lengkap Seto Mulyadi ini sudah berumur 63 tahun, namun sosoknya tetap awet muda dan tetap akrab dipanggil ‘kak’ oleh masyarakat Indonesia. Pada artikel ini, mari membahas seputar kreator Si Komo ini.
Kak Seto lahir di Klaten, Jawa Tengah pada tanggal 28 Agutus 1951. profesinya sebagai psikolog anak ini sebenarnya adalah kecelakaan atau ketidaksengajaan yang mengundang berkah, lho kok? Iya, awalnya Kak Seto bercita-cita menjadi dokter dengan mendaftarkan dirinya ke Universitas Airlangga dan Universitas Indonesia Fakultas Kedokteran, namun jodohnya bukan di sini, ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak ini kemudian merantau ke Jakarta.
Hidup di Jakarta membuat Kak Seto banyak belajar, dia bekerja serabutan untuk mengisi hari-harinya. kak Seto tetap berniat untuk melakukan tes Fakultas Kedokteran pada tahun berikutnya.
Akhirnya setelah tau tidak berjodoh dengan Fakultas Kedokteran, Kak Seto akhirnya memutuskan untuk beralih jurusan ke Psikologi. Kak Seto memutuskan untuk pindah jurusan atas saran dari Pak Kasur pencipta lagu anak-anak yang terkenal itu. Saat itu Kak seto menjadi asisten pemilik Taman Kanak-Kanak. Alhasil, Kak Seto mendapatkan banyak ilmu dan berkah dari Jurusan Psikologi ini, apalagi semenjak dirinya mengenal Pak kasur dan Bu Kasur, karirnya seakan dimulai dari sana.
Karir Kak Seto kemudian berlanjut saat dirinya menjadi pengisi acara Aneka Ria Taman Kanak-Kanak bersama Henny Purwonegoro, acara ini sempat populer di TVRI tahun 80an. Dalam acara tersebut, Kak Seto tak hanya sekedar mengisi acara saja, namun Pendiri dan Ketua Umum Yayasan Nakula Sadewa ini juga mendongen, bernyanyi dan bermain sulap bersama anak-anak. Mulai dari sinilah namanya mulai dikenal oleh masyarakat, terutama oleh anak-anak.
Awal penciptaan Si Komo sendiri berawal dari imajinasi Kak Seto yang ingin menyeimbangi pikiran kreatif dan ingin mendekatkan dirinya kepada anak-anak. Saat itulah bersama saudara kembarnya, Kresna Mulyadi, mereka menciptakan Si Komo dan kawan-kawannya, seperti Ulil (Ulat Kecil), Belu (Bebek Lucu), Dompu (Domba Putih) dan Piko (Sapi Kokoh).
Walau usianya sudah dibilang mulai senja, Kak Seto tetap aktif di Komnas PA (Komisi Nasional Perlindungan Anak). Komnas PA sendiri adalah organisasi di Indonesia yang bertujuan untuk memantau, memajukan dan melindungi hak-hak anak di Indonesia. Komnas PA juga bertugas mencegah berbagai kemungkinan tindakan yang melanggar hak-hak anak yang dilakukan oleh berbagai pihak, baik perorangan maupun institusi atau kelompok.