Mengintip Perkembangan Alat Telekomunikasi Pada Masa Awal Kemerdekaan

Tak bisa dipungkiri bahwa perkembangan teknologi semakin canggih dari masa ke masa. Kehadiran internet, perangkat telekomunikasi yang terjangkau seperti tablet, smartphone, pc, notebook hingga laptop mampu mempermudah aktivitas manusia dalam berbagai bidang.

Pernahkah terpikir, bagaimana alat telekomunikasi pada jaman dahulu saat masa awal kemerdekaan? Pastinya sangat unik dan hanya segelintir orang saja yang memilikinya. Hal ini tentu sangat berbeda dengan kondisi saat ini dimana hampir setiap orang memiliki alat telekomunikasi berupa handphone maupun smartphone. Mau tahu apa saja dan bagaimana penampakan alat telekomunikasi pada jaman dulu? Ini dia.

Telegraf

Telegraf

Kredit: freepik/liputan6

Telegraf adalah alat untuk mengirim telegram, biasanya telegraf mengirimkan pesan dalam rupa sandi atau tanda-tanda morse yang sangat singkat layaknya SMS pada saat ini. Sedangkan telegram terdiri dari dua kata yaitu tele yang berarti “jauh” dan gram artinya “tulisan” atau ‘tanda’ atau ‘bentuk’. Secara umum, pengertian telegram adalah tanda-tanda, tulisan, atau berita yang dikirim secara jarak jauh dengan bantuan pesawat telegram.

Di Indonesia, layanan pengiriman berita menggunakan telegraf dimulai pada 23 Oktober 1856. Ketika itu, pengiriman berita dilakukan dari Batavia (Jakarta) ke Buitenzorg (Bogor). Sayangnya , saat ini telegraf sudah tidak bisa digunakan lagi karena Telkom sebagai pihak penyedia ayanan telegram di Indonesia sudah menutup layanannya secara resmi pada tahun 2009.

Telepon

Telepon

Kredit: barangtempodoeloe

Alat telekomunikasi ini hadir setelah telegaf banyak dipakai. Untuk pertama kalinya, jaringan telepon diadakan oleh pihak swasta pada tahun 1882 yang menghubungkan Gambir dan Tanjung Priok (Batavia) dengan izin konsensi resmi selama 25 tahun. Namun setelah waktu konsesi berakhir, jaringan telepon kemudian diambil alih oleh pihak Pemerintah Hindia Belanda melalui pembentukan Post, Telegraaf en TelefoonDienst. Sejak saat itu pelayanan jasa telekomunikasi menjadi dikelola oleh pemerintah secara monopoli.

Sekitar tahun 1967, pembangunan jaringan telekomunikasi Nusantara selesai dibangun meliputi gelombang mikro lintas Sumatera, dan gelombang mikro Indonesia, dan jaringan telepon saat itu pun juga ikut berubah. Sebelumnya, pesawat telepon menggunakan sistem baterai lokal dan kawat tunggal yang kerap mengalami gangguan. Namun, pembaruan kemudian dilakukan dengan mengganti kawat tunggal menjadi kawat sepasang dan sistem baterai sentral.

Radio

radio

 

Kredit: barangtempodoeloe

Radio menjadi salah satu alat telekomunikasi yang juga berperan penting pada awal masa kemerdekaan Indonesia. Melalui alat ini pula beberapa tokoh Nasional mengetahui kekalahan Jepang atas sekutu dan mulai mempersiapkan strategi menuju kemerdekaan. Selain digunakan sebagai sarana informasi dan komunikasi, radio juga dijadikan sebagai sarana propaganda masyarakat. Peran penting radio saat masa kemerdekaan juga terlihat saat sekutu melakukan agresi militer yang memaksa para petinggi negeri ditangkap dan diasingkan.

Saat itu, salah satu pemancar radio yang sangat memberikan peranan penting terhadap kemerdekaan adalah YBJ-6. Pemancar radio ini ikut bergerilya bersama pejuang sekaligus menyampaikan pesan bahwa Republik Indonesia masih ada. Karena peran pentingnya tersebut, pemancar radio YBJ-6 sampai disimpan dan dipamerkan di museum perjuangan Bukit Tinggi. Sementara dioramanya ada di museum telekomunikasi Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta.