4 Tanda Stres Yang Harus Anda Waspadai
Kehilangan nafsu makan, berkeringat banyak, jantung berdegup kencap dan tekanan darah tinggi merupakan beberapa manifestasi fisik yang disebabkan oleh stres dalam kehidupan kita sehari-hari.
Sebenarnya ada banyak efek samping sensorik stres, termasuk sensitivitas cahaya dan perasaan tidak terkoordinasi atau bingung. Berikut adalah 4 tanda stres paling umum yang kerap terjadi;
Rambut Rontok
Sebenarnya stres dapat berkontribusi menjadikan rambut rontok dengan tiga cara yang berbeda. Dalam beberapa kasus, stres dapat memaksa folikel rambut menjadi fase istirahat, yang menyebabkan mereka jatuh ketika disisir atau keramas. Ada juga kondisi yang disebut alopecia dimana menyebabkan sistem kekebalan tubuh menyerang folikel rambut sehingga rontok.
Namun ada pula penyebab rambut rontok datang ketika seseorang sedang stres memiliki dorongan untuk menarik rambut, yang bisa berada di kulit kepala, alis atau bagian tubuh lainnya. Kondisi ini yang disebut trikotilomania.
Vivid Atau Mimpi Buruk
Stres bisa merayap ke tempat tidur di malam hari sehingga menyebabkan mimpi buruk. Ada juga yang disebut halusinasi tidur, yang terjadi pada kondisi antara terjaga dan tidur. American Sleep Association mengatakan selama halusinasi, seseorang mungkin sepenuhnya sadar tapi benar-benar tidak bergerak karena kelumpuhan. Halusinasi umumnya “sensasi jatuh dan perasaan kehadiran sesuatu atau seseorang di dalam ruangan.”
Diare
Menurut CNN, tingkat stres memiliki keterkaitan dengan sistem pencernaan. Bahan kimia serotonin mempengaruhi otak secara berbeda saat sedang stres, yang juga berinteraksi dengan lambung dan usus dengan cara yang berbeda. Sehingga perut kembung dan begah hingga diare umum terjadi dialami penderita stres.
Iritasi kulit
Stres atau ketegangan dapat menyebabkan ruam atau gatal-gatal, kadang-kadang datang dengan rasa gatal atau sensasi menyengat pada kulit. Pembengkakan dan benjolan bisa dari berbagai ukuran, iritasi kulit yang paling berbahaya bila pembengkakan terjadi di tempat-tempat yang dapat memblokir jalan napas, seperti lidah atau tenggorokan.
Bila hal-hal diatas hinggap pada diri Anda, maka ada satu cara sederhana untuk meniminalisir efek dari stres. Kadang-kadang ketika kita merasa tertekan, kita membuat lelucon tentang hal-hal buruk yang kita alami. Seperti kata pepatah, tertawa adalah obat terbaik. Begitupun untuk stres. Asosiasi untuk Psychological Science mengatakan bisa tertawa selama masa-masa sulit “dapat mengurangi emosi negatif yang disebabkan oleh stres.”
Dari sisi psikologis, mampu menggunakan humor untuk mengubah cara Anda menafsirkan situasi merupakan cara yang baik untuk menanggulangi stres.
Disunting dari : http://www.medicaldaily.com
Gambar : http://www.huffingtonpost.co.uk