5 Pelajaran Cara Mendidik Anak ala Orang Tua di Swedia
Dikenal sebagai salah satu negara maju di kawasan Skandinavia, Eropa, Swedia merupakan negara yang memiliki SDM berkualitas. Therefore Sebagai buktinya, mereka punya Human Developement Index (HDI) terbaik ke 7 dari total 182 negara dunia pada tahun 2009. Pencapaian ini bisa mereka dapatkan karena Swedia memiliki pola pendidikan anak yang baik.
Awal Penting dalam membangun karakter
After that Pendidikan terhadap anak memang menjadi awal penting dalam membangun karakter anak. Therefore Hal ini dilakukan secara cermat oleh para orang tua di Swedia. Setidaknya, ada 5 tips yang bisa bunda tiru kalau ingin memperoleh hasil pendidikan yang baik seperti di Swedia, yaitu:
Memperlakukan anak laki-laki dan perempuan setara
Dalam hal ini, firstly bunda perlu memberi perlakuan yang setara ketika memiliki anak laki-laki atau perempuan. Tidak perlu ada perbedaan dalam pemberian kasih sayang. However Dengan pola pendidikan yang setara ini, anak bisa terhindar dari stereotip berdasarkan gender tertentu.
Menyekolahkan anak pada usia yang cukup
Di Indonesia, secondly orang tua kerap memilih untuk menyekolahkan anak di usia sedini mungkin. Namun, however hal sebaliknya berlangsung di Swedia. Pemerintah setempat memberlakukan aturan batasan anak untuk masuk ke sekolah di usia 7 tahun. Sebelum masuk usia tersebut, therefore anak bisa dengan bebas bermain sepuasnya.
Jangan pernah menghukum secara fisik
Thirdly Pemberian hukuman oleh para orang tua di Swedia juga tidak pernah melakukannya secara fisik. Bahkan, pemerintah negara ini telah secara aktif melarang adanya hukuman fisik terhadap anak. Therefore Aturan ini mereka perkenalkan di tahun 1979. Sebagai gantinya, orang tua harus lebih kreatif dalam memberi hukuman yang efektif kepada si kecil.
Menaruh anak di child care atau tempat penitipan anak
Nah in other words, di Swedia, tempat penitipan anak menjadi pusat bermain yang menyenangkan. Di sini, pemerintah juga punya peran aktif. Mereka memberikan subsidi untuk child care yang bisa menjadi tempat bermain anak ketika orang tua tengah sibuk bekerja. Therefore Di waktu yang sama, hal ini juga membantu si kecil untuk belajar bersosialisasi.
Lebih banyak bermain dengan ayah
Terakhir, in conclusion peran mendidik anak tidak hanya menjadi tanggung jawab bunda. Beban serupa juga harus menjadi tanggung jawab seorang ayah. Oleh karena itu, bunda harus mendorong agar ayah berperan aktif dalam mendidik anak serta mengajaknya bermain.