Anak Mulai Suka 'Main Tangan', Begini Cara Mengatasinya

FightingChildrenKetika anak sudah bisa mulai mengendalikan anggota tubuhnya, terkadang membuat kita perlu sedikit tenaga ekstra untuk bisa mengendalikannya. Tenaga anak seakan tidak habis, berlari-lari ke sana kemari,dan kadang kala tangannya mulai berani memukul ketika menghadapi hal-hal yang tidak dia suka.

Tindakan kekerasan juga kadang bisa dengan cara menendang, melempar barang, menggigit hingga menjambak rambut. Apakah ini menjadi tindakan yang wajar? Sebagian dari orang tua merasa hal ini dimaklumi karena dia masih kecil dan tidak mengerti apa-apa, sebagian orang tua kadang memarahinya. Hmm, bagaimana sih tindakan yang bijak untuk mengatasi keadaan ini?

Anak yang memukul memang harus ditindak, memang sih Anda bisa memakluminya ketika korban itu Anda sendiri, namun bagaimana jika korbannya adalah teman-teman sepermainannya, bisa jadi tindakan anak Anda itu di luar kontrol. Misal saja dia membanting handphone atau barang-barang yang bisa membahayakan dirinya, perlu ditindak kan? Pada artikel ini, buahatiku.com akan membahas bagaimana cara menindaklanjuti anak yang berbuat seperti ini.

  • Jangan balik memukul. Ini sama saja dengan mengajari anak untuk membalas ketika dia menjadi korban tindakan kekerasan. Memukul balik, entah itu dengan memukul bokongnya, mencubitnya, atau sekedar menampar kecil akan membuat dia semakin bingung. Dia akan merasa bahwa sah-sah saja main tangan unruk mengatasi keadaan seperti ini.
  • Sebaiknya Anda juga mencari tau penyebab kenapa anak Anda berbuat demikian.Bisa jadi mereke bertindak demikian karena rasa jengkel dengan situasi yang ada. Jika demikian Anda lah yang tidak peka bukan? Anak-anak juga mulai bertindak demikian karena rasa yang dialaminya seperti lapar, capek atau marah, Mangkanya mereka melakukan ini. Jika sudah tau masalahnya, cobalah untuk menghiburnya.
  • Berkomunikasi yang baik juga merupakan solusi yang paling mujarab. ALihkan perhatiannya dengan sesuatu yang membuat dia senang, mainan atau makanan misalnya. Berkatalah dengan kata-kata halus yang membuat anak Anda merasa nyaman.
  • Koreksi diri sendiri, apa yang salah dengan diri Anda. Apakah ini dipengaruhi oleh kebiasaan anak Anda yang suka melihat tayangan kekerasan, atau melihat pertengkaran Anda dengan pasangan. Luangkan waktu untuknya, beri perhatian Anda lebih intim.
  • Periksa kondisi lingkungannya. Jika Anda merasa bahwa Anda tidak mengajari anak Anda berbuat kekerasan, selain faktor di dalam mood anak itu sendiri, ada faktor lain yang bisa menimbulkan tindakan anak Anda seperti  ini, yakni lingkungannya. Maka dari itu, tempatkan anak di lingkungan yang baik, pastikan anak Anda selalu berada tak jauh dari orang terdekat ketika Anda tidak bisa mengawasi anak Anda ini.
  • Jangan beri hadiah kepada anak Anda, justru ini akan menimbulkan asumsi bahwa bertindak kekerasan bisa mendapatkan hadiah. Anak Anda akan terus mengulang kekerasan karena akan mendapatkan hadiah, Pada point ini Anda harus bisa membedakan dengan poin 3 yang ditamplkan di atas. Memberi hadiah adalah memberi barang yang sebelumnya tidak ada, tapi mengalihkan perhatian adalah mengarahkan anak kepada sesuatu yang ada di sekitarnya.

Sebenarnya, cara yang paling ampuh adalah komunikasi Anda kepada anak Anda sendiri. Baik sebagai ayah maupun ibu, tentu Anda paling mengerti dengan anak Anda. Jadilah orang tua yang terbaik di mata anak Anda dengan kasih sayang dan perhatian yang cukup.