Apakah Minus Pada Mata Dapat Dikurangi?

myopiaApakah Anda termasuk salah satu orang yang mengalami masalah pada mata? Penglihatan terasa buram saat melihat benda-benda jauh hingga tidak fokusnya mata dalam melihat sebuah objek. Kondisi ini bisa jadi merupakan gangguan mata yang disebut sebagau myopia atau rabun jauh.

Miopia atau rabun jauh merupakan sebuah kondisi adanya keburaman saat melihat benda-benda yang berada pada jarak cukup jauh, namun kita masih bisa melihat benda yang jaraknya dekat dengan jelas. Kondisi ini terjadi akibat gambaran benda yang ingin dilihat tidak dibiaskan tepat di retina melainkan di depan mata. Untuk bisa melihat benda dengan jelas, bayangan benda yang dilihat harus jatuh tepat di retina mata, sehingga saat gangguan mata ini terjadi dibutuhkanlah yang namanya kacamata lensa negatif (minus) untuk mengoreksi kelainan mata yang dialami.

Penyakit rabun jauh termasuk salah satu penyakit mata yang paling sering ditemukan di berbagai Negara di seluruh dunia. Di Negara Amerika Serikat saja, angka kejadian myopia diperkirakan sebesar 3% pada anak-anak berusia 5-7 tahun, 8% pada anak-anak usia 8-9 tahun, 14% pada anak usia 11-12 tahun dan 25% pada usia remaja 12-17 tahun.

Tahukah Anda, apa yang menyebabkan seseorang bisa mengalami rabun jauh atau myopia? Secara garis besar, myopia terjadi karena 2 hal berikut ini:

  • Sumbu bola mata yang terlalu panjang. Keadaan ini menyebabkan bayangan jatuh di depan retina mata, oleh karena itu penambahan sumbu bola mata kemungkinan masih akan terjadi hingga penderita tumbuh dewasaa. Pada intinya, rabun jauh seseorang masih mungkin untuk bertambah mengikuti perkembangan tubuhnya.
  • Kekuatan lensa mata (dan komponen refraksi lain) yang terlalu kuat, sehingga bayangan jatuh di depan retina.

Terkadang, penggunaan kacamata maupun lensa kontak memberikan ketidaknyamanan seperti membuat perasaan seseorang terhalangi untuk melakukan beberapa aktivitas tertentu. Sayangnya, belum ditemukan obat-obatan yang mampu mengurangi rabun jauh. Pembedahan refraktif (pembedahan yang dilakukan untuk memperbaiki sistem refraksi mata) menjadi satu-satunya cara yang terbukti efektif untuk mengurangi ketergantungan akan lensa kontak maupun kacamata, dengan kata lain mengurangi rabun jauh. Berbagai macam teknik dan teknologi bedah sudah tersedia saat ini. Secara umum prosedur operasi refraktif dapat dikategorikan sebagai berikut:

Pembedahan pada organ kornea mata. Pembedahan ini dilakukan dengan teknik Radial Keratotomy (RK), Photorefractive Keratectomy (PRK), automated lamellar keratomileusis (ALK), dan laser in situ keratomileusis (LASIK). LASIK menjadi pilihan pembedahan yg semakin populer saat ini, meskipun pada kenyataannya operasi LASIK membutuhkan biaya yang tergolong mahal karena teknik ini memiliki kelebihan berupa durasi operasi yang singkat dan penyembuhannya yang sangat cepat (kurang lebih 3 hari sudah dapat beraktivitas kembali).

Pembedahan organ dalam mata (intraokular), meliputi penanaman lensa intraokular (Phakic Intraocular Lens/ PIOL), Refractive Lens Exchange (RLE).

Melihat banyaknya variasi pembedahan yang dapat dilakukan, evaluasi pasien secara menyeluruh sebelum pembedahan menjadi cara penentuan teknik terbaik yang akan memberikan hasil sesuai yang diharapkan.

Setiap penderita tentu saja akan memiliki teknik pembedahan yang berbeda. Oleh karena itu, pemeriksaan mendalam sebelum pembedahan adalah salah satu proses yang sangat penting. Adapun kandidat terbaik untuk menjalani pembedahan refraktif adalah pasien yang benar-benar ingin terlepas dari kacamata maupun lensa kontak. Namun, pasien yang progresi rabun jauhnya masih berlangsung tidak disarankan untuk menjalaninya, seperti halnya pada anak-anak. Perlu diketahui bahwa proses pembedahan refraktif tidak boleh dilakukan pada pasien yang rabun jauhnya belum stabil (masih terus bertambah).