Belajar Saling Terbuka dengan Anak
Tentu kita masih ingat berita di TV saat ini yang marak akan pelecehan seksual kepada anak-anak. Tak hanya satu kasus, namun pada hari berikutnya terdapat kasus serupa, bahkan jumlah korbannya pun mencapai 50 orang anak-anak, miris bukan?
Kasus berawal dari terungkapnya pelecehan yang dilakukan oleh sejumlah oknum di Sekolah bertaraf internasional. Kasus ini menyeret beberapa nama yang termasuk ‘orang dalam’ sekolah. Hingga artikel ini ditulis, kasus ini masih berjalan dalam proses hukum. Belum tuntas kasus pertama, muncul lagi kasus di Sukabumi yang dilakukan oleh Andri Sobari alias Emon. Tak tanggun-tanggung sedikitnya ada 51 anak yang menjadi korban predator penyimpangan seksualnya. Melihat dua kasus ini, kita sebagai orang tua harusnya lebih mawas diri agar hal tersebut tidak terjadi pada keluarga kita, Na’udzubillah…
Yang perlu kita lakukan sebagai orang tua tentu harus memberi sedikit edukasi kepada anak-anak khususnya tentang pergaulan di lingkungan sekitarnya. Orang tua tak harus sangat protektif kepada anak-anak, karena hal ini mungkin akan membuat anak kurang nyaman terutama jika usia anak Anda menginjak remaja.
Anda tidak bisa membatasi pergaulan anak Anda, kejahatan yang terjadi di lingkungan pergaulan pun tidak bisa dihindari. Yang bisa Anda lakukan dari awal hanya satu, menjaga komunikasi dan saling terbuka kepada anak-anak Anda. Hikmahnya, Anda tak akan larut dalam aktivitas pekerjaan, dengan ini Anda akan meluangkan waktu sedikit untuk menemani anak, entah saat santai di rumah, makan, belajar atau untuk liburan sekalipun.
Sebagai orang tua, Anda pun berhak untuk mengetahui lingkungan pergaulan anak Anda, di sini lah nanti Anda yang akan mengarahkan ke mana pergaulan anak Anda nanti.
Melihat kasus Emon, korban yang diimin-imingi uang hanya Rp 25.000 sampai Rp Rp 30.000 untuk melampiaskan hasratnya, agaknya membuat kita mengelus dada, kenapa korban mau? Dari sini kita bisa mengambil hikmah bahwa kadang anak-anak mencari kesenangan atau keinginannya lewat jalur lain ketika orang tua atau keluarganya tidak bisa memenuhinya. Ini bukan berarti lantas Anda memanjakannya, namun lebih baik untuk saling komunikasi secara intensif untuk sellau tahu keinginan-keinginan anak.
Memilihkan kegiatan anak-anak dengan kegiatan yang bermanfaat seperti les juga bisa mengindarkan hal ini. Pilihlah kegiatan yang bermanfaat, seperti les musik atau olah raga. Manfaat akan lebih bisa dirasakan dengan kegiatan ini bukan?
Membahasakan semua langkah-langkah di atas mungkin yang menjadi tantangan bagi Anda. Buatlah anak-anak agar percaya kepada Anda, sehingga dia bercerita tentang hal apapun kepada Anda atas inisiatif dirinya sendiri, bukan karena paksaan Anda. Ini menjadi hal yang cukup sulit dan harus dibina dan dibiasakan saat usia anak Anda kecil.
Satu lagi yang penting dalam hal ini adalah pendidikan agama untuk anak. Alangkah lebih baik jika anak-anak lebih dini mengetehui mana hal-hal yang baik untuk dirinya, dan mana yang dilarang agama, Pendidikan agama bisa membentengi anak Anda dari hal-hal buruk yang ada di sekitarnya, bekalilah anak Anda dengan pendidikan agama yang pas!