Cara Mengasah Kemampuan Sosial Anak
Anak ibarat sebuah spons, ia akan menyerap apa saja yang ada di dekatnya tidak tahu itu hal baik atau buruk. Begitu juga dengan mereka, orangtua adalah orang pertama yang membentuk karakter anak, bukan mereka sendiri yang membentuknya. Mereka hanya menyerap apa yang dicontohkan dan diajarkan melalui penglihatan dan pendengaran.
Karena anak adalah peniru ulung dan perekam yang handal, maka orangtua harus banyak belajar menjadi orangtua yang baik dan selalu bersikap hati-hati saat bertindak agar sikap buruk kita tidak ditiru oleh mereka. Pernahkah Anda melihat anak-anak menirukan gaya bicara Anda? Atau mencoret-coret tembok dengan spidol? Beberapa gaya dan perilaku anak yang terkesan menyebalkan bahkan ternyata itu adalah bagian penting dari perkembangan mereka. Beberapa perilaku tersebut di antaranya:
Meniru gaya bicara orang lain. Apakah anak Anda mulai meniru nada suara atau gaya bicara orang lain? Menurut psikolog perkembangan Nancy S Buck, PhD, perilaku tersebut diperlukan untuk melatihnya bagaimana belajar berbicara. Hal ini biasanya dilakukan oleh anak berusia 2-3 tahun.
Corat-coret. Saat anak-anak menemukan spidol, crayon, pensil atau bulpoin kemungkinan besar mereka akan mulai mencorat-coret kursi, tembok, lantai, baju, maupun kertas. Jika hal ini terjadi, biarkan saja jangan dimarahi. Aktivitas corat-coret ini baik bagi perkembangan emosi mereka, jika Anda mampu memahami setiap garis yang mereka coretkan memiliki arti tersendiri bagi emosinya saat itu.
Memainkan tisu. Saat Anda menyuruh anak-anak mengambilkan tisu, jangan heran jika mereka malah akan menghambur-hamburkan tisu dari dalam kotaknya. Hal ini wajar, tidak perlu diperlakukan serius dan disikapi dengan amarah. Sama halnya saat mereka mencorat-coret tembok, aktivitas ini juga merangsang perkembangan otaknya karena rasa keingintahuannya.
Memilih baju sendiri. Kadang, ada saatnya mereka ingin memilih baju sendiri yang akan dipakainya hingga ingin baju yang itu-itu saja. Hal ini menandakan bahwa mereka sudah mulai merasakan percaya diri dalam berpenampilan.
Perilaku-perilaku di atas juga menandakan bahwa mereka sudah mulai perhatian dengan lingkungan sekitarnya. Dan untuk mengasah kemampuan sosial anak, Anda bisa melakukan beberapa hal seperti yang disebutkan di bawah ini.
Memberikan teladan
Contoh atau teladan yang baik sangat penting dalam masa perkembangan anak. Memberikan contoh bisa dimulai dari saat anak masih dalam kandungan, dengan selalu berkata yang baik-baik, sang ayah yang selalu memberikan perhatian bagi ibu dan jabang bayi, dan sebagainya. Setelah mereka lahir, Anda bisa melanjutkannya dengan selalu mendengarkan setiap ocehannya, dan seiring dengan bertambahnya usia Anda bisa mengajarkan mereka cara berbagi, merasakan simpati dan empati pada sesama.
Menjadwalkan Playdate
Mengadakan playdate secara teratur setiap 1-2 kali dalam seminggu dengan mengundang beberapa orang teman sebayanya akan melatihnya untuk merasa nyaman saat bertemu dengan teman barunya di luar rumah. Aktivitas tersebut juga akan memberikan pengalaman bagi anak-anak dalam bersosialisasi dengan orang lain selain keluarganya.
Waktu yang berkualitas
Berikan anak waktu bermain yang berkualitas, tidak dibiarkan sering bermain sendiri atau malah dibiarkan menonton TV. Sesekali ajak anak untuk bermain di luar rumah bersama tetangga, anak-anak komplek, atau bermain ke mall. Hal ini bertujuan agar anak tidak merasa bosan dan terbiasa dengan orang-orang baru yang tidak dikenalinya. Namun demikian, tetap waspada terhadap kejahatan yang mengintai anak di luar rumah seperti kejahatan seksualitas, penculikan hingga penjualan anak.
Langkah untuk meningkatkan kemampuan sosial anak bertujuan agar mereka tidak hanya terpaku dengan dunianya saja, mereka harus bisa mengetahui dunia luar seperti apa dan agar mereka bisa menyayangi sesama dan menghormati orang yang lebih tua darinya.