Cara Mengatasi Rasa Takut Pada Anak

009155817e38c0a900fe40e76490f9fd_1Rasa takut pasti dimiliki oleh setiap anak, namun tentu saja dengan kadar yang berbeda-beda. Meskipun rasa takut adalah sesuatu yang wajar, namun sebagai orangtua kita wajib membantu mereka untuk mengatasi rasa takut yang dialaminya. Keberhasilan anak dan orangtua dalam membantu melawan rasa takutnya sangat berperan penting terhadap keberaniannya di masa mendatang. Anak yang kurang berhasil mengatasi rasa takutnya di masa kecil cenderung menjadi penakut dan memiliki sikap kurang percaya diri, berbeda dengan mereka yang mampu mengatasi rasa takutnya sendiri yang biasanya akan tumbuh menjadi seseorang yang pemberani dan penuh percaya diri.

Tahukah Anda, secara tidak sadar kita sebagai orangtua seringkali mengajarkan anak untuk merasa takut. Pernahkah Anda berkata, “Awas, nanti jatuh!” atau “Awas, takut… nanti ada tikus!”. Dengan berkata seperti itu pada anak sebenarnya kita sedang mengajari mereka untuk memiliki rasa takut akan sesuatu. Dalam batasan tertentu, tidak mengapa menakut-nakutinya secara wajar asal sesuai fakta, tidak berkata mengada-ngada. Adakalanya orangtua sudah kehabisan akal saat mengatur sang anak yang pada akhirnya malah berujung menakut-nakuti secara berlebihan yang membuat anak menjadi penakut.

Hal yang paling utama dan perlu dipahami sebagai orangtua adalah menanamkan sikap supaya anak berhati-hati saat melakukan sesuatu, bukan menggali ketakutan mereka terhadap imajinasi-imajinasi yang mengada-ngada seperti tentang monster, hantu, raksasa, hingga bernada mengancam mereka. Contoh, saat anak tidak mau makan malah ditakut-takuti dengan ancaman “Awas, nanti disuntik dokter!” yang malah membuat si anak tidak mau diperiksa atau didekati dokter karena takut disuntik. Sebuah penanaman sikap yang sangat keliru dan harus dihilangkan kebiasaannya.

Dalam beberapa penelitian, ketakutan yang ada pada orang dewasa ternyata berkaitan dengan masa kecilnya. Di antara rasa takut tersebut seperti takut akan gelap, takut sendirian, takut terhadap penolakan, kegagalan, takut pada dokter, binatang, takut berbuat salah dan sebagainya. Nah,  lalu bagaimana menyikapi anak yang memiliki rasa takut terhadap salah satu hal yang telah disebutkan tadi? Berikut tips triknya.

Takut gelap

Umumnya, anak yang takut gelap karena sering ditakut-takuti dengan kondisi ruangan yang lampunya gelap, misalnya tiba-tiba dimatikan karena saat sudah larut malam anak masih belum mau tidur. Tetapi ada juga anak yang takut gelap karena saat terbangun di tengah malam kamarnya dalam keadaan gelap gulita. Dalam hal ini, orangtua harus menyadari bahwa menakut-nakuti hanya akan membuat anak menjadi trauma akan suatu hal, dan beberapa anak bahkan menjadi sangat berdebar-debar ketakutan saat berada dalam kegelapan. Sebagai orangtua, kita harus bisa memahami dan meyakinkan mereka bahwa tidak ada yang perlu ditakutkan meskipun ketakutan mereka terkesan tidak masuk akal. Jika anak merasa takut akan gelap, lakukan beberapa tips berikut ini:

  • Gunakan lampu tidur. Jenis lampu tidur hanya sekedar membuat ruangan tidak gelap sama sekali, sehingga anak masih nyaman untuk tidur. Yang perlu diperhatikan adalah jangan sampai lampu ini menimbulkan bayangan yang menakutkan bagi mereka.
  • Jika lampu kamar dimatikan, temani ia sebentar saat hendak tidur. Mengajak mereka berbincang-bincang sebelum tidur akan membuat anak merasa nyaman dan terbiasa dengan keadaan gelap. Saat anak sudah nyaman dan tidak takut lagi, barulah ia bisa ditinggalkan.
  • Buka sedikit pintu kamarnya untuk memastikan bahwa Anda akan selalu ada saat mereka perlukan.
  • Jika anak terbangun di tengah malam, jangan biasakan mereka tidur di kamar orangtuanya. Bila sudah berubah menjadi kebiasaan, Anda akan sulit untuk menghilangkannya. Sebaiknya buat mereka merasa nyaman untuk kembali ke kamarnya dan Anda akan merasa bangga jika mereka bisa tidur sendiri di kamarnya.

Takut binatang

Setiap anak kecil, pasti hampir mengalami ketakutan pada binatang. Berikut ini adalah tips agar anak tidak takut pada binatang:

  • Jangan pernah menakut-nakuti mereka secara berlebihan atau malah membuat mereka menjadi takut pada binatang.
  • Cari tahu apa yang menjadi alasan mereka takut pada binatang.
  • Perkenalkan binatang peliharaan saat mereka sudah agak besar dengan belajar merawat binatang yang tentunya binatang yang tidak membahayakan.
  • Jangan biarkan mereka menyakiti binatang apapun alasannya kecuali terdesak. Meskipun jinak, jika binatang tersebut menjadi marah malah hanya akan membahayakan mereka dan orang di sekitarnya.
  • Biarkan mereka memilih sendiri binatang yang akan dipeliharanya tanpa paksaan. Kalaupun mereka tidak mau memelihara binatang, tidak perlu memaksanya.

Terkadang, ketakutan anak-anak sangat tidak masuk akal bagi orang dewasa, namun tetap saja kita harus berusaha mengerti apa yang mereka bayangkan dan rasakan. Biarkan mereka mengutarakan alasan ketakutannya tanpa mengomentarinya terlebih dahulu. Cari tahu penyebab utama rasa takutnya dan berikan dukungan empati untuk membantu mereka mengatasi ketakutannya.