Hal yang Harus Dihindari Ketika Bunda Berhadapan dengan Anak ADHD

Anak yang menderita gangguan ADHD membutuhkan perlakuan serta pola pendidikan yang berbeda dengan anak pada umumnya. Bunda tidak boleh berlaku sembarangan kepada mereka. Apalagi, sikap impulsif yang diperlihatkan oleh si kecil membuat bunda bakal kerepotan dalam menghadapinya.

Ketika mengetahui adanya gejala ADHD pada si kecil, sebaiknya bunda secara langsung melakukan pemeriksaan kepada dokter. Dengan begitu, anak bisa memperoleh bantuan medis secara langsung dari tenaga ahli. Di waktu yang sama, bunda juga perlu memperhatikan perlakuan agar tidak mengganggu perkembangannya.

hal yang harus dihindari anak adhd

Ketika berhadapan dengan anak ADHD, ada 4 perlakuan yang harus bunda jauhi, yakni:

1. Meributkan hal sepele
Kompromi menjadi hal yang harus bunda lakukan ketika berhadapan dengan anak ADHD. Ketika memberi tugas kepada si kecil dan dia tidak mampu menyelesaikannya, bunda jangan langsung emosi dan marah-marah. Pertimbangkan untuk bersikap lebih fleksibel kepada si kecil. Apalagi, bagi ADHD ataupun anak normal sekalipun, menyelesaikan tugas merupakan momen belajar. Hal penting dalam pembelajaran bukan hasil akhir, melainkan prosesnya.

2. Mudah marah

hal yang harus bunda hindari berikutnya ketika berhadapan dengan anak ADHD adalah mudah marah. Pastikan untuk menjaga kondisi emosi agar tidak marah ketika berhadapan dengan anak. Meski tidak terlihat, ADHD merupakan salah satu gangguan yang berpengaruh sangat signifikan pada perkembangan si kecil. Oleh karena itu, bunda tidak bisa membandingkannya dengan anak yang normal.

3. Bersikat negatif
Memperlihatkan sikap yang negatif seperti pesimis, bukanlah hal yang bagus ketika berhadapan dengan anak ADHD. Hal ini memang sangat sulit. Namun, percayalah bunda, bahwa kehadiran anak ADHD di keluarga merupakan ujian yang mampu bunda jalani. Stress serta rasa malu yang bunda rasakan hari ini, perlahan-lahan akan menghilang dan besok sudah tak lagi dirasakan.

4. Membiarkan anak mengambil kontrol

Hal terakhir, bunda jangan sampai membiarkan kontrol kepada anak. Sebaliknya, usahakan bahwa pihak yang memegang kontrol dan menetapkan aturan adalah bunda, bukan si kecil. Meskipun bukan anak normal, tetap harus mengikuti aturan. Meski, untuk mematuhi aturan tersebut, bunda harus kerja ekstra keras agar anak bisa menjalankannya.