Ini Lho Penyebab Bullying pada Anak
Minggu kemarin kita dikejutkan dengan sebuah video yang beredar di dunia maya tentang pembullyan seorang murid SD oleh teman-temannya sendiri, ironisnya anak yang dibully itu seperti dikeroyok, dipukul di pojokkan ruangan sementara beberapa teman lainnya hanya duduk menyaksikan perbuatan yang tidak pantas dilakukan oleh anak seusia SD.
Video ini diduga dari daerah Bukittinggi, berbahasa Padang, menurut kabar yang beredar anak perempuan yang dibully tersebut tidak mau memberikan uang, akibatnya anak tersebut dipukul secara bergantia oleh teman-temannya. Lebih ironis lagi ketika temannya sendiri merekam kejadian ini dengan handphonenya dan beredar luas ke masyarakat umum. Pertanyaan pun muncul, kenapa hal ini terjadi?
Dari komentar dalam video tersebut, rata-rata berpendapat kalau hal ini disebabkan oleh tayangan televise sebut saja sinetron yang kita tau kurang begitu mendidik. Atau ada yang menyalahkan pihak sekolah yang kurang mengontrol murid-muridnya hingga terjadi hal ini.
Bullying berasal dari kata bully, yang berarti ancaman yang dilakukan seseorang terhadap orang lain yang dianggap lebih rendah atau lemah. Ancaman ini menimbulkan gangguan psikis dan mental kepada korban yang menimbulkan stress, gangguan fisik, ketakutan, depresi, kecemasan dan lainnya.
Nah, jauh sebelum itu, sebenarnya penyebab pembullyan itu muncul secara tidak kita sadari. Kebiasaan dan kondisi lingkungan membentuk sikap anak untuk berani melakukan tindakan bullying terhadap sesame. Berikut ini adalah berbagai hal yang menyebabkan tindakan bullying:
Kurang Perhatian Orang Tua
Kurang perhatian orang tua membuat anak mempunyai sikap cari perhatian dari orang lain. Sikap cari perhatian ini justru ke hal-hal yang bersifat negatif, seperti kekerasan atau sekedar omongan kasar.
Gender Laki-Laki Ingin Bersikap Layaknya Jagoan
Tak semua laki-laki itu identik dengan kekerasan, tak semua anak laki-laki suka bersikap kasar. Namun dalam hati seorang anak laki-laki selalu ingin bersikap seperti jagoan, ingin dipuji dan diperhatikan. Dia seolah menunjukkan kalau dirinya kuat dan ingin diakui sebagai lelaki. Perilaku ini membuat anak tersebut juga dimusuho, akibatnya timbul perkelahian dan balas dendam.
Adegan Kekerasan
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, adegan kekerasan yang dia lihat dari televisi, video games atau perkelahian secara langsung juga menimbulkan sikap bullying. Untuk itu penting sekali sebagai orang tua untuk lebih pandai dalam memilih tayangan untuk anak. Peringatkan kepada anak bahwa adegan kekerasan yang ditampilkan tidak baik dan tidak boleh ditiru.
Masalah Keluarga
Keluarga yang tidak harmonis rawan untuk memicu anak melakukan tindakan bullyinh. Pertengkaran ibu dan ayah di depan anak, atau orang tua yang sering memarahi anaknya menyebabkan emosi anak menjadi tidak stabil dan agresif.
Solusi dari permasalahan yang terjadi adalah berkomunikasi dengan anak tentang hal apapun yang terjadi di lingkungannya. Sebagai orang tua tentu Anda wajib menghindari hal-hal yang menyebabkan terjadinya pembullyan tadi. Upayakan anak untuk selalu bersikap terbuka kepada Anda.