Ini Pekerjaan Tak Kasat Mata yang Kerap Membuat Ibu Kelelahan di Rumah
Peran wanita dalam rumah tangga sangatlah penting. Wanita tersebut memiliki peran yang bermacam-macam, dilain waktu ia harus menjadi ibu yang baik, dilain waktu ia bisa menjadi istri yang baik atau ia bisa berperan sebagai guru ketika mengajari si kecil saat belajar atau peran-peran lainnya. Sebagai ‘aktris’ yang memiliki banyak peran di rumah tangga, tampaknya pekerjaan ini membuat Bunda merasa kelelahan.
Tetapi tak peduli selelah apa pun itu, pekerjaan itu harus diemban Bunda di atas pundaknya selama dua puluh empat jam setiap harinya. Walau mungkin semua pekerjaan tak semuanya menampakkan hasilnya, namun seorang ibu tak pernah mengeluhkannya. Yang kadang pekerjaan ‘tak kasat mata’ para bunda itu terus menerus menghabiskan stamina.
Percayalah, setiap Bunda pasti memiliki pekerjaan tak kasat mata yang menyita stamina!
Misalnya, Bunda pasti merasa punya kewajiban untuk tetap bangun pagi meskipun sisa llah kemarin belum juga lenyap. Bahkan, rasa lelah itu telah mengakar ke dalam tubuh dan rasanya Bunda ingin sekali untuk tetap nyaman dalam mimpi.
Tetapi logika Bunda berkata untuk segera terjaga dari mimpi dan segera beraktivitas seperti biasa. Secara sadar menyadari bahwa kewajiban Bunda sangat penting; mengurus segala macam urusan rumah tangga dan menjadi ibu sekaligus istri yang baik. Apalagi bila melihat suami yang bant9ing tulang mencari nafkah dan si kecil yang butuh perhatian ekstra.
Rasanya tidak demam, tidak pusing dan tidak merasa punya sakit, tetapi rasa lelah tetap menyergap Bunda. Ingin tidur siang pun rasanya tidak bisa. Sekalipun bisa, rasanya rasa lelah tersebut tak kunjung pergi. Tetapi, pernahkah Bunda menyadari bahwa pikiran-pikiran dan pekerjaan tak terlihat yang menjadi bfaktor suatu kelelahan yang tiada henti? Berikut ini hal-hal yang bisa membuat Bunda merasa lelah:
- “Oh … besok waktunya membayar SPP sekolah kakak.”
- Ada rapat sekolah yang harus dihadiri besok.
- Besok adalah jadwal imunisasi Adek, antre nggak ya ….
- Putriku kerja kelompok dari tadi siang, sekarang sudah malam, kok, belum pulang ya …. Aku khawatir ia kenapa-napa.
- Aku belum mencuci pakaian, rasanya ingin kucuci nanti saja. Tapi bagaimana jika nanti keburu hujan? Aku lelah, tapi kasihan adek kalau besok seragamnya belum kering.
- Berat badanku bertambah, pakaianku jadi sempit. Aku takut suamiku selingkuh. Eh, tapi aku percaya kepada suamiku. Suamiku tidak akan selingkuh.
- Besok ada pertemuan dengan kolega suamiku di rumah. Aku harus belanja dan membersihkan rumah sekarang.
- Dan lain sebagainya.
Hal itu di atas disebut micromanaging alias ingin mengatur segala hal termasuk memikirkan hingga detil terkecil. Namun sayangnya tak semua suami memahami lelahnya seorang istri. Para ayah, cobalah untuk lebih berempati kepada ibu, baik yang bekerja atau pun menjadi ibu rumah tangga. Sebab, dibalik anak ceria ada ibu yang baik dan dibalik suami yang sukses ada istri yan g mendukung karirnya.