Kenapa Sensory Play Sangat Penting Bagi Perkembangan Belajar Anak?
Sebelumnya, kita telah membahas mengenai apa itu Sensory Play dan apa manfaat yang bisa didapatkan dari metode belajar ini. Setelah mengetahui hal tersebut, mungkin Anda bertanya-tanya mengapa metode Sensory Play perlu dilakukan, dan apakah sangat efektif dalam menstimulus belajar anak? Mari kita pahami melalui Piramida Belajar di bawah ini:
7. Central Nervous System (sistem syaraf pusat), bertugas mengolah input input yang diterima melalui indera sehingga bisa menghasilkan output berupa respon.
6. Sensory System (sistem indera), sistem ini seperti perantara bagi otak sehingga stimulasi yang masuk dari luar dan dalam tubuh dapat disampaikan dengan baik ke otak. Apabila sistem ini kacau, maka otak akan kesulitan memproses informasi dari stimulasi yang masuk, bahkan data-data tersebut tidak dapat masuk sama sekali ke otak.
5. Body awareness dan motor planning, pada level ini terjadi koordinasi antara sensori (indera) dengan motorik (gerak) misalnya keseimbangan, perencanaan gerak atau koordinasi antara kedua tangan.
4. Eye and hand coordination + postural adjustment, pada level ini anak mampu untuk mencerna atau memahami sesuatu, anak dapat mempertahankan atensi, kontak mata, dan koordinasi mata-tangan.
3. Fokus, konsentrasi, kombinasi kerja antar indera yang sudah terasah baik.
2. Daily living behavior, anak dapat belajar mandiri, berperilaku baik serta melakukan aktifitas secara mandiri.
1. Kesiapan akademis, semua berpuncak pada kemampuan anak untuk belajar secara maksimal.
Masing-masing anak tentunya memiliki kemampuan sensor yang berbeda. Namun pada umumnya orang dewasa mampu membedakan mana yang mereka sukai dan tidak mereka sukai, mana yang mereka bisa atau tidak. Lain halnya dengan anak-anak dimana mereka belum mengetahui batasan antara suka atau tidak, mana yang mampu dilakukan mana yang tidak.
Dalam hal ini orang tua memiliki peran penting dalam memberikan pengalaman sebanyak-banyaknya agar anak mengetahui kemampuan dirinya. Contohnya, tenaga yg dikeluarkan untuk mengangkat sebuah pot berisi tanaman tentulah berbeda dengan tenaga yang digunakan untuk mengangkat sebuah pensil. Orang dewasa mungkin paham di antara 2 aktivitas itu mana yang menggunakan tenaga lebih besar, mana yang menggunakan tenaga kecil. Namun, hal ini berbeda di mana kondisi balita belum stabil layaknya orang dewasa, sehingga ada beberapa balita yang memegang gelas berisi air kemudian tumpah. Dengan alasan inilah mereka membutuhkan pengalaman sebanyak-banyaknya sehingga bisa puas bereksplorasi.
Ada 5 Prinsip dasar belajar sensori yang perlu diketahui orangtua, di antaranya:
1. Mulailah dari yang disukai anak. Seringnya orang tua merasa bingung, mau mulai bermain dari mana? Sebenarnya, Anda tinggal mengawali permainan sensori dengan hal yang paling disukai anak, maka anak akan dengan mudah menerima ajakan bermain tersebut.
2. Pemberian struktur. Jika anak sudah mulai mau diajak bermain, ibu bisa lebih mempersulit atau memberikan tantangan lebih pada permainan tersebut.
3. Invitation to play. Ketika mengajak anak bermain, orang tua tidak bisa memaksakan bahwa sang anak harus bermain permainan yang telah disiapkan sampai selesai. Tunggu sampai anak siap dan mau, kita tidak bisa memaksanya bermain egitu saja.
4. Tidak mudah menyerah. Jika hari ini anak tidak mau mencoba permainan yang sudah disiapkan, maka coba lagi lain waktu. Mungkin saja hari-hari berikutnya atau pekan depan ia sudah mau mencoba permainan tersebut kembali.
5. Fleksibel dan fokus. Dalam mengajak bermain anak, janganlah terlalu kaku. Santai saja dan lakukan dengan fokus agar hasilnya menjadi lebih maksimal.
Kegiatan dalam bermain sensori
Ada beberarapa istilah yang perlu diketahui terutama dalam kegiatan bermain sensory play, di antaranya:
Visual, yakni semua aktivitas yang berkaitan dengan indera penglihatan, misalnya permainan yang penuh dengan warna, bentuk, ukuran dan sebagainya.
Auditori, yakni semua aktivitas yang berkaitan dengan indera pendengaran, misalnya membedakan bunyi beras dalam botol dengan beras dalam kaleng, dan sebagainya.
Tactile, semua aktivitas yang berkaitan dengan indera peraba (tangan), misal bermain pasir, air, biji-bijian, waterbeads, pompom, dan sebagainya.
Smell and Taste, semua aktivitas yang berkaitan dengan indera penciuman dan pengecapan, misal semua yang berhubungan dengan sesuatu yang berbau atau yang berasa ketika dimakan.
Vestibular & Proprioseptif, semua aktivitas yang berkaitan dengan indera gerak dan keseimbangan, misalnya bermain balok titian, melompat, berlari, dan sebagainya.
Sensory play sangatlah penting untuk menunjang kesiapan belajar anak. Dengan memberikan banyak pengetahuan dan pengalaman kepada anak, bank data dalam otaknya menjadi kian beragam. Kegiatan sesnsory play juga sangat bermanfaat untuk meningkatkan bonding antara orang tua dan anak.