Keto-Fastosis : Gaya Hidup Sehat Yang Sedang Digandrungi Mamah & Papah Muda
Siapa sangka, di tengah-tengah menjamurnya gaya hidup instan yang ternyata lebih banyak menimbulkan efek negatif, kini para mamah dan papah muda mulai menyadari gaya hidup sehat untuk jangka waktu panjang. Salah satu gaya hidup sehat yang kini sedang digandrungi adalah Keto-Fastosis. Ketofastosis merupakan gabungan dari 2 kata yakni Ketogenic dan Fastosis. Ketogenic merupakan sebuah pola makan rendah karbohidrat, tinggi lemak dan protein sedang. Sedangkan fastosis sendiri adalah singkatan dari fasting on ketosis, yang artinya berpuasa dalam keadaan ketosis. Fastosis diklaim bukan sebuah pola makan tetapi lebih kepada gaya hidup yang mesti diaplikasikan setiap orang selama hidupnya.
Fastosis adalah usaha mengembalikan pola hidup manusia sebenarnya yang menghasilkan pola makan yang diperlukan untuk mempertahankan kondisi metabolisme lemak yang optimal. Kondisi ini disebut juga sebagai kondisi ketosis yakni kondisi dimana liver manusia memproduksi ketone untuk digunakan sebagai bahan bakar “fuel” atau energi yang digunakan seluruh tubuh terutama otak. Ketosis ini terjadi ketika tubuh tidak lagi ada asupan karbohidrat (glukosa) sebagai sumber makanan untuk diproses menjadi energi.
Tubuh manusia mampu menyimpan energi dari makanan dalam bentuk glukosa karena keseimbangan gula darah hanya 100mg/dl (100mg = 10gr = 2 sdt gula pasir). Hanya sebesar itulah kemampuan manusia menampung glukosa setiap harinya. Dan glukosa ada di dalam karbohidrat, sehingga para Kotofers (sebutan para pelaku Ketofastosis) hanya mengizinkan 5-10% asupan karbohidrat setiap harinya. Jika biasanya para penggiat diet umumnya hanya mengurangi sedikit karbohidrat dan menghapus konsumsi lemak, dalam program ketofastosis justru hampir menghilangkan karbohidrat dan menggantinya dengan asupan lemak yang optimal. Perbandingan konsumsi antara lemak : protein : karbohidrat dalam program ketofastosis adalah 75-80% : 15-20% – 5-10%.
Lemak mampu menyimpan energi dengan aman supaya bisa digunakan kembali menjadi energi saat dibutuhkan. Berbeda dengan karbohidrat yang malah akan membuat timbunan sampah di dalam tubuh. Makanan yang bisa dikonsumsi dalam program ketofastosis pun tentunya memiliki batasan, sayuran dan buah tidak bisa dimakan seenaknya seperti dalam program diet umumnya.
Jenis buah-buahan yang bebas dikonsumsi untuk ketofers hanya buah Alpukat dan buah Zaitun. Sedangkan buah lainnya ada yang tidak boleh dimakan sama sekali, namun ada juga yang dibatasi seperti terlihat dalam gambar di bawah ini:
Catatan :
- Takaran penyajian untuk konsumsi 1 hari maksimum 2 jenis buah dengan mengikuti volume / berat maksimum dari tiap buah tersebut dan disarankan untuk tidak melebihi 100g perhari untuk konsumsi buah-buahan ketogenic ini.
- Penyajian buah disarankan menambahkan sumber lemak seperti Cream Cheese, Whip Cream, Santan, dsb. Hal ini penting untuk menghindari respon insulin saat mengkonsumsi buah-buahan tersebut.
- Hindari semua buah yang tidak tercantum didalam daftar diatas karena kandungan gula buah (Fructose) yang terlalu tinggi.
- Untuk semua buah yang tidak tercantum didalam daftar diatas maksimum konsumsi dibawah 30g perhari
Sedangkan untuk sayuran, Anda bisa melihat daftarnya di bawah ini:
Catatan penting :
- Sayuran yang dianjurkan dalam jumlah tinggi (bebas) adalah sayuran berdaun dgn berbagai warna.
- Unsur sayur seperti batang sayur dan bunga sayur dapat dikonsumsi dengan jumlah cukup besar (hingga 300g / hari)
- Disarankan untuk memakan sayuran ketogenic dengan unsur lemak seperti santan, mentega, mayonese dsb. Hal ini penting untuk menghindari respon insulin saat mengkonsumsi sayuran ketogenic tersebut.
- Semua umbi-umbian didalam tanah tidak diperbolehkan kecuali wortel dan akar seledri dengan jumlah sedang (30g – 50g / hari).
- Semua yang mengandung tepung (Pati) seperti beras, ketan, gandum, jagung, kentang, ubi, singkong, talas, tapioka, kacang hijau, sagu, dsb, tidak diperbolehkan dan wajib dihindari.
- Kacang-kacangan padat dapat dikonsumsi dalam jumlah rendah (30g – 50g / hari).
- Biji-bijian dapat dikonsumsi dalam jumlah sedang (50g – 100g / hari).
- Bahan-bahan untuk bumbu dapur dapat digunakan dalam jumlah secukupnya untuk tiap jenis bumbu (30g – 50g / hari)