KH. As’ad Humam – Kakek Penemu Iqro
Saat ini muncul beragam metode baca Al-Qur’an di Indonesia, dan dipakai diberbagai TPA juga SDIT, namun buku iqro masih nomor satu yang paling banyak digunakan diberbagai pelosok negeri. Hal ini karena kepraktisan dan akurasinya.
Siapa penemu Iqro?
Penemu metode Iqro, yakni KH. As’ad Humam. Fotonya dapat kita lihat di sampul buku Iqro yang terdiri dari 6 jilid yang dimulai dengan tingkatan yang paling sederhana hingga sempurna. Hasil karyanya ini bahkan dipakai hingga hari ini diberbagai negara di Asia dan Afrika. Juga Eropa.
Sebelumnya terdapat metode Qiro’ati yang lebih dulu lahir sebagai metode baca Al-Qur’an yang efektif. Namun metode Iqro lebih revolusioner sehingga lebih banyak dipakai diseluruh penjuru negeri.
K.H. As’ad Humam (1933-1996) mengalami cacat fisik sejak remaja. Beliau terkena penyakit pengapuran tulang belakang, dan harus menjalani perawatan di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta selama satu setengah tahun. Penyakit inilah yang dikemudian hari membuat As’ad Humam tak mampu bergerak secara leluasa sepanjang hidupnya. Hal ini dikarenakan sekujur tubuhnya mengejang dan sulit untuk dibungkukkan. Dalam keseharian, sholatnya pun harus dilakukan dengan duduk lurus, tanpa bisa melakukan posisi ruku’ ataupun sujud. Bahkan untuk menengok pun harus membalikkan seluruh tubuhnya. Beliau juga bukan seorang akademisi atau kalangan terdidik lulusan Pesantren atau Sekolah Tinggi Islam, beliau hanya lulusan kelas 2 Madrasah Mualimin Muhammadiyah Yogyakarta (Setingkat SMP).
KH As’ad Humam sendiri berprofesi sebagai pedagang imitasi di pasar Bringharjo, kawasan Malioboro Yogyakarta. Profesi ini mengantarnya berkenalan dengan KH Dachlan Salim Zarkasyi pencetus metode Qiroati.
Dari Qiroati ini pula kemudian muncul gagasan-gagasan KH As’ad Humam untuk mengembangkannya supaya lebih mempermudah penerimaan metode ini bagi santri yang belajar Al Quran. Kegigihan dan keuletan As’ad mendorong gagasan-gagasan yang inovatif. Putra dari H Humam Siradj tersebut menyusun sendiri pola-pola dan teknik belajar membaca Alquran. Mulailah KH As’ad Humam bereksperimen, dan hasilnya kemudian ia catat, dan ia usulkan kepada KH Dachlan Zarkasyi.
Namun gagasan-gagasan tersebut seringkali ditolak oleh KH Dachlan Salim Zarkasyi, terutama untuk dimasukkan dalam Qiroati, karena menurutnya Qiroati adalah inayah dari Allah sehingga tidak perlu ada perubahan. Sempat mendapat penolakan dari sang guru, akhirnya ia merangkul para sahabatnya yang tergabung di Angkatan Muda Masjid dan Mushalla (Team Tadarus “AMM”) Yogyakarta untuk menyusun sendiri dengan pengembangan penggunaan metode Iqro hingga akhirnya ide tersebut teralisasikan dengan baik.
Metode ini pun mendapat respons positif dari Muslim Tanah Air, bahkan dampaknya dirasakan nyata secara luas di dunia internasional. Bahkan di Malaysia metode Iqro ditetapkan sebagai kurikulum wajib di sekolah.
Bagaimana Metode Iqra Bekerja?
Metode Iqro sendiri merupakan sebuah metode belajar membaca Al-Qur’an yang langsung menekankan untuk mengenal huruf-huruf arab (hijaiyah) dan sekaligus latihan membaca.
Dalam prakteknya metode Iqro tidak membutuhkan alat yang bermacam-macam, karena ditekankan pada bacaannya (membaca huruf Al-Qur’an dengan fasih). Bacaan langsung tanpa dieja. Artinya diperkenalkan nama-nama huruf hijaiyah dengan Cara Belajar Santri Aktif (CBSA) dan lebih bersifat individual.
Metode Iqro sendiri telah sering diteliti dan dijadikan objek penelitian. Hasilnya, efektivitas metode Iqro dalam pembelajaran membaca Al-Qur’an di TKA-TPA AMM Kotagede Yogyakarta bagi anak usia TK (4,0 – 6,0 tahun) dalam waktu 6–18 bulan sudah mencapai angka 89,9% yang bisa diantarkan memiliki kemampuan membaca Al-Qur’an. Sedangkan untuk anak usia SD (mayoritas usia 7,0 – 9,0 tahun) ternyata lebih cepat lagi. Dalam waktu 12 bulan, mayoritas dari mereka (84,31%) telah lancar membaca Al-Qur’an.
Sumber:
– majelis ribaathulmuhibbiin
– miftahuljannah122.wordpress.com
– republika.co.id