Mari Kita Biasakan Anak untuk Nge-Tweet yang Baik

100twitterteacher7Beberapa waktu yang lalu, kami pernah membahas bagaimana etika bersosial media untuk anak, dan Twitter adalah salah satu media sosial yang kini tengah banyak digunakan oleh banyak orang, termasuk anak-anak. Di Indonesia sendiri pengguna Twitter merupakan salah satu yang terbesar di dunia.

Mau tak mau, anak Anda akan mengenal Twitter, entah di usia mereka saat duduk di bangku SD ataupun menginjak remaja. Kesimpelan dalam menggunakan Twitter membuat anak akan cepat beradaptasi dalam menggunakannya, terlebih saat ini Twitter juga bisa digunakan secara mobile, baik itu lewat online maupun lewat SMS.

Twitter pun berkembang pesat, di acara televisi pun kadang Twitter dianggap sebagai identitas resmi yang harus dicantumkan. Lihatlah, kini tak hanya manusia yang punya Twitter, perusahaan, tempat usaha, acara televisi hingga anonym akun pun kini bisa dengan mudah kita temukan di Twitter. Media Twitter juga dianggap sebagai jembatan untuk berkomunikasi dengan orang yang tidak mungkin kita jangkau, seperti selebritis dan inilah yang menjadi daya tarik anak untuk menggunakan Twitter, walaupun usianya masih sangat muda.

“Ma, saya tadi mention saya dibalas sama Iqbal CJR lho ma!” kata tersebut mungkin akan terlontar jika mention anak Anda dibalas oleh sang idola.

Dan ketika dibalas, efek yang ditimbulkan pun sangat luar biasa, anak Anda akan merasa senang, ibarat menerima hadiah barang kesukaannya. Dia pun akan terus mention-mention sang idola, namun ketika tidak dibalas, mereka bisa jadi kecewa. Bisa-bisa dengan kecewa ini, anak Anda akan ngetweet dengan kata-kata yang kasar dan tidak pantas diucapkan.

Ini juga bisa terjadi tak hanya kepada selebritis, namun juga ngetweet untuk teman-temannya atau sesimple dia mengeluh dengan apa yang dia dapatkan selama ini. Ingat, Twitter adalah media sosial yang bisa dllihat banyak orang dan informasinya pun akan cepat menyebar ketika orang meretweet. Nah, apa yang terjadi jika anak Anda mengalami olokan hanya gara-gara kata-katanya di Twitter?

Beberapa tahun yang lalu, Marsha Shapira, remaja yang bersekolah di salah satu sekolah swasta di Jakarta. Dia secara emosinal berkonflik dengan temannya sendiri yang bersekolah di sekolah negeri, Marsha menyebut orang yang bersekolah di negeri itu tidak punya uang. Tweetnya tersebut pun kemudian direteet banya orang, dan akhirnya banyak orang lain yang tidak dia kenali menyerangnya. Marsha yang masih labil terpancing dan melayani tweet emosional orang yang mencelanya. Alhasil,, keesokan harinya pun kasus ini terdengar oleh pihak sekolahnya dan Marsha pun diskorsing.

Selain Marsha, ada juga kasus lain yang dialami oleh remaja seusianya. Dia awalnya hanya bercanda dengan temannya yang menggunakan BlackBerry, dia menyebut bahwa pengguna BlackBerry itu alay. Alhasil, pengguna BlackBerry lainnya un marah dan mengecamnya, Dia akhirnya meminta maaf atas hal ini.

Itulah Twitter, kadang kita sebagai orang dewasa pun merasa tersindir dengan status tweet teman kita sendiri yang sebenarnya bukan untuk kita. Di sini masalahnya adalah pengguna Twitter sudah merambah ke anak-anak dan remaja yang masih labil.

Untuk itulah Anda sebagai orang tua sangat perlu memberikan semacam pendidikan bagaimana beretika di sosial media, tak cukup hanya itu, Anda perlu rajin-rajin ngestalking akun Twitter anak Anda dan meliha dengan siapa dia berhubungan atau dengan melihat gaya bahasa dia. Jangan bosan untuk memberikan pengarahan yang baik ya!