“Mendongeng”, Bantu Pembentukan Karakter & Pola Pikir Anak

dongengTidak semua orangtua memiliki kemampuan untuk mendongeng, tetapi hampir setiap orang mampu membaca. Oleh sebab itu, membacakan cerita atau dongeng melalui sebuah buku dongeng tentu akan membantu para orangtua menjadi lebih mudah dalam mendongengkan anaknya menjelang tidur. Aktivitas mendongeng tidak hanya sekedar ritual lawas menjelang tidur, tetapi lebih dari itu kebiasaan ini bisa menjadi investasi panjang dan membantu pembentukan karakter serta pola piker anak.

Dengan mendongeng, akan terbentuk ikatan yang kuat antara orangtua dan anak, terlebih banyak nilai-nilai positif yang bisa diselipkan dalam setiap jalan cerita. Menurut para psikolog, selain memperkuat emotional bonding (ikatan emosional), aktivitas mendongeng juga menjadi momen bagi orangtua untuk mentransfer nilai moral kepada anak-anak. Lalu apa saja manfaat dari mendongeng?

  • Sebagai alat untuk memperkenalkan dan memberikan informasi mengenai lingkungan sekitar sehingga mereka dapat memahami peranan mereka di lingkungannya sendiri serta berfungsi untuk mengoptimalkan perkembangan kognitif anak
  • Merangsang memori dan daya imajinasi anak. Imajinasi berkaitan erat dengan kemampuan mereka berkreasi terhadap suatu hal, jika proses kreatif mereka diasah melalui cerita-cerita dan dongeng, mereka juga akan rajin bertanya tentang hal-hal baru yang mereka dengar.
  • Aktivitas mendongeng akan memperkaya pembendaharaan kata dan perkembangan bahasanya melalui cerita yang dibacakan, mereka juga akan lebih banyak belajar kosakata baru.
  • Memupuk kecintaan terhadap buku sejak dini.
  • Melatih anak memusatkan perhatian, proses mendengar dan mengingat detail dari masing-masing cerita dan karakter dalam dongeng
  • Belajar cara berkomunikasi yang baik dan memahami emosi melalui sebuah cerita.

Lantas, seperti apa cara mendongeng yang tepat?

Memperhatikan aspek interaksi dan komunikasi. Ketika anak sudah bisa berbicara, setelah orangtua bercerita ajaklah mereka membahas isi cerita, tokohnya, sifat tokohnya, serta sikap mana yang boleh dicontoh dan tidak. Bisa juga meminta mereka untuk menceritakan ulang apa yang telah didengarnya, atau menantang mereka dengan meminta bercerita dan menciptakan karakter sendiri misalnya.

Menggunakan media bantu bercerita. Untuk anak usia batita yang belum memiliki konsep abstrak, orangtua bisa menggunakan media bantuan seperti buku cerita bergambar atau boneka jari. Asah kreativitasnya dengan memanfaatkan alat bantu bercerita yang bisa dibuat sendiri atau memanfaatkan barang-barang yang ada di rumah.