Mengenal Kemampuan Sensorik, Motoroik, dan Kognitif Sebagai Sarana Monitoring Perkembangan Anak
Menjadi orang tua bukan hal yang mudah. Orang tua harus membekali dirinya dengan berbagai pengetahuan yang dapat bermanfaat bagi anak. Salah satunya adalah pengetahuan tentang kemampuan sensorik, motorik, serta kognitif.
Tiga kata tersebut mungkin sudah sering bunda dengar. Namun, apakah bunda mengerti secara betul definisi dari masing-masing kata? Lalu, bagaimana dampak dari kemampuan tersebut bagi anak? Untuk lebih lengkapnya, bunda bisa membaca ulasannya berikut.
Kemampuan Sensorik
Kemampuan ini merupakan kemampuan seorang anak dalam menggunakan indera yang ada pada tubuhnya. Selanjutnya, mereka memakai data masukan dari indera tersebut sebagai sarana untuk melakukan penafsiran terhadap apa yang terjadi di sekitarnya.
Terdapat 7 indera yang menjadi pengembangan sistem syaraf pada tubuh manusia, yakni, taste (rasa), taktil (sentuhan), pendengaran, penglihatan, penciuman, proprioception (umpan balik dari otot serta sendi, serta keseimbangan.
Kemampuan Motorik
Kemampuan motorik merupakan kemampuan gerak yang dimiliki oleh anak. Berdasarkan kategorinya, kemampuan motorik terbagi jadi dua, yakni motorik kasar dan motorik halus.
Motorik kasar meliputi gerakan fisik yang melibatkan koordinasi beberapa anggota tubuh sekaligus. Contoh dari kemampuan motorik kasar antara lain adalah melompat, berjalan, berlari, dan semacamnya.
Sementara itu motorik halus memiliki kaitan erat dengan keterampilan fisik yang dalam penggunaannya melibatkan otot kecil. Tak lupa, motorik halus juga menjadi aktivitas yang butuh koordinasi mata-tangan. Contohnya antara lain adalah menyusun balok atau bermain puzzle.
Kemampuan Kognitif
Kemampuan kognitif merupakan kemampuan yang dimiliki oleh anak dalam menggunakan pikirannya. Terkadang, kemampuan kognitif kerap diasosiasikan dengan kecerdasan, pengetahuan, pemahaman, analisis, sintesis, penerapan, serta evaluasi. Intinya, kognitif adalah kemampuan yang berkaitan erat dengan aktivitas otak.
Tahapan Perkembangan Tubuh Anak
Orang tua juga perlu mengetahui tahapan yang muncul dalam perkembangan si kecil. Ada 4 tahapan yang biasa terjadi, yakni:
Sensorimotor (usia 0-2 tahun)
Tahapan ini menjadi momen membangun pemahaman anak terhadap dunia di sekitarnya. Caranya, mereka menggunakan koordinasi indera yang mereka miliki dan menerjemahkan informasi yang didapatkan.
Preoperational (usia 2-7 tahun)
Tahapan berikutnya adalah ketika anak mulai bisa menginpretasikan informasi yang mereka peroleh dari indera. Anak pun sudah dapat berkomunikasi menggunakan kata-kata dan menggunakan simbol.
Concret operational (usia 7-11 tahun)
Selanjutnya, tahapan ketika anak mampu berpikir secar alogis. Mereka pun dapat membagi bentuk berdasarkan klasifikasinya masing-masing.
Formal operational (usia 11-15 tahun)
Terakhir, ketika anak menginjak usia remaja dengan kemampuan berpikir yang idealistis. Mereka juga mampu mengambil keputusan lebih logis.