Mengenal Penyebab, Gejala & Cara Menangani Muntaber Pada Anak Dengan Tepat
Musim kemarau yang panjang, menjadi salah satu penyebab kurang terjaganya kebersihan khususnya pada anak-anak. Tak heran jika pada musim ini berbagai penyakit menyerang berbagai kalangan usia. Selain di musim hujan, salah satu penyakit yang juga sering timbul di musim kemarau adalah muntaber. Istilah ini sering dipakai untuk keluhan muntah dan diare yang dialami anak-anak karena gangguan saluran pencernaan.
Anak-anak yang terkena muntaber bisa disebabkan oleh berbagai hal, seperti:
- Virus (paling sering)
- Bakteri
- Infeksi parasit
- Obat-obatan (kafein, alkohol)
- Penyakit non-infeksi (irritable bowel syndrome, inflammatory bowel disease)
- Laktosa (gula yang terdapat di dalam susu)
- Pemanis buatan (sorbitol dan mannitol, pemanis buatan yang terdapat di permen karet atau produk bebas gula lainnya dapat menyebabkan diare pada orang sehat)
Selain mengenal penyebabnya, Anda juga harus mengenali gejala muntaber yang biasanya disertai diare, antara lain:
- Tinja yang cair atau lunak
- Sering buang air besar
- Nyeri perut
- Demam
- Darah di dalam tinja
Selain gejala-gejala yang disebutkan di atas, gejala lain seperti mual dan muntah dapat menyertai diare yang disebabkan oleh infeksi. Infeksi bakteri atau parasit tersebut biasanya menyebabkan buang air besar yang berdarah dan juga menyebabkan demam.
Untuk menangani penyakit muntaber, hal pertama yang harus diperhatikan adalah pastikan Anda mengenali tanda-tanda dehidrasi, cegah hal terburuk dan segera bawa ke fasilitas kesehatan jika tanda-tanda dehidrasi dialami sang anak. Untuk mengetahui tingkatan dehidrasi yang biasanya terjadi pada seseorang, kenali penangan tepatnya seperti yang dijelaskan di bawah ini.
Tanpa dehidrasi: sadar, mau minum normal, kelopak mata normal, air mata banyak, mulut tidak kering, kulit tidak keriput. Urin normal. Berat badan turun kurang lebih 5%. Terapi penggantian cairan rehidrasi oral (CRO) 10ml/kgBB/setiap diare; 2-5ml/kgBB setiap muntah.
Dehidrasi ringan-sedang: rewel, gelisah, tampak kehausan dan minum dengan cepat, kelopak mata cekung, air mata berkurang, mulut kering, kulit pucat, urin berkurang, berat badan turun 5-10% dari BB sebelumnya. Diberikan rehidrasi dengan CRO 75mg/kgBB/3jam dan penggantian cairan sama seperti dehidrasi ringan.
Dehidrasi berat: lemah, tidak sadar, tidak mau minum, kelopak mata sangat cekung, sangat kering, kulit pucat, berat badan turun>10%bb sebelumnya. Terapi rehidrasi dengan cairan intravena (infus) untuk itu segera dibawa ke fasilitas kesehatan.
Bila sudah dipastikan tidak ada tanda-tanda dehidrasi atau dehidrasi sudah teratasi, segera cari penyebab diarenya. Bila penyebabnya adalah virus, diare dapat sembuh sendiri dan yang paling penting adalah istirahat dan minum yang banyak untuk mencegah dehidrasi. Bila penyebabnya adalah bakteri, dapat diberikan antibiotik dengan petunjuk dari dokter.
Hal yang sangat penting dalam penanganan diare/muntaber adalah mempertahankan keseimbangan cairan tubuh yang keluar dan masuk. Setiap kali BAB, langsung berikan minum untuk mengganti cairan yang keluar. Selain kehilangan cairan, diare juga menyebabkan kehilangan kandungan elektrolit tubuh, karena itu bila terdapat dehidrasi dan asupan cairan kurang, perlu diganti dengan pemberian cairan infus. Bila terdapat tanda-tanda dehidrasi pada anak, atau anak tidak bisa minum dan muntah terus-menerus, segera bawa anak Anda ke dokter terdekat untuk mendapat pengobatan optimal.