Mengenal Teknik Khitan AlisKlamp, Tanpa Jahit dan Perban
Khitan atau sunat adalah proses pelepasan kulup atau kulit yang menyelubungi ujung penis. Khitan diambil dari bahasa Arab kha-ta-na, yaitu memotong. Adapun dalam istilah syariat, dimaksudkan dengan memotong kulup yang menutupi kepala zakar bagi pria.
Tujuan utama khitan adalah membersihkan alat vital pria dari berbagai kotoran serta penyebab penyakit yang mungkin melekat di ujung penis atau zakar yang masih ada kulupnya.
Di Indonesia, umumnya proses khitan dilakukan saat anak laki-laki sudah mencapai usia sekolah dasar. Pada masa ini, anak diharapkan sudah lebih dapat menoleransi rasa sakit yang timbul dibandingkan jika dilakukan saat balita. Teknik khitan yang sering kita dengan diantaranya teknik konvensional dan teknik laser.
Dorsumsisi merupakan teknik khitan konvensional yang dilakukan dengan mengiris kulup melingkar hingga terlepas menggunakan gunting atau pisau bedah. Proses ini umumnya dilakukan pada anak dan orang dewasa dengan metode bius lokal. Sementara teknik laser merupakan proses pemotongan kulup penis dengan elemen panas dari kawat atau logam yang dialiri listrik. Dan ini harus dilakukan oleh dokter bedah.
Selain dua teknik diatas, ada satu lagi teknik khitan yang kini sudah banyak digunakan beberapa rumah khitan, yaitu teknik klamp /klem. Klamp sendiri merupakan tabung plastik khusus dengan ukuran berbeda-beda sesuai ukuran penis. Proses khitan dilakukan dengan memotong kulup secara melingkar dengan pisau bedah setelah klamp terpasang pada penis. Klamp tersebut akan tetap terpasang pada penis hingga luka mengering sekitar 3-6 hari kemudian. Setelah luka mengering, klamp akan dilepas oleh dokter.
Terdapat beberapa alat klamp, seperti Plastibell, Taraklamp, Smartklamp, Sunathrone dan IsmailKlamp. Dan yang paling baru dinamakan Alisklamp yang dikenalkan oleh Dr. Veedat Ali.
Alisklamp adalah perangkat plastik kecil untuk menyunat dengan metode menggigit/menjepit. Alatnya hanya terdiri dari dua komponen; tabung polikarbonat transparan dan plastik putih yang secara mekanisme dapat menggigit/menjepit.
Alisklamp mengubah seluruh konsep dan proses khitan konvensional atau perangkat logam penjepit sebelumnya. Tidak ada lagi luka terbuka, tidak ada perdarahan, tidak ada jahitan, tidak lengket perban dan tidak ada risiko infeksi termasuk hepatitis B/C dan HIV.
Teknik Alisklamp tidak memerlukan antibiotika selama perawatan. Adapun sebelum dilakukan pemasangan alat, dokter akan memberikan anestesi lokal pada penis yang akan bertahan sekitar 1,5 jam. Setelah dikhitan, anak dianjurkan istirahat untuk menghindari terjadinya edema yang berlebihan. Namun setelah 3 jam sesudahnya, anak sudah diperbolehkan beraktivitas seperti biasa.
“Pasca sunat bisa langsung pakai celana bahkan untuk anak yang sudah sekolah besoknya bisa langsung sekolah, kalau Tsaqib besoknya langsung bisa main keluar rumah,” pengalaman Sanny Siti Nur’aini salah satu bunda yang menggunakan teknik ini untuk putranya Tsaqib.
Setelah dikhitan anak sebaiknya minum obat analgesik untuk menghindarkan rasa sakit setelah obat anestesi lokal yang disuntikkan habis diserap tubuh. Namun jika sudah menunjukkan tanda-tanda tidak sakit seperti tidurnya bisa miring kiri/kanan obatnya tidak perlu diberikan.
Alisklamp dapat dilepas pada hari kelima. 3 jam sebelum Alisklamp dilepas, dilakukan pembukaan kunci Alisklamp dengan cara menarik posisi kunci ke arah samping luar. Setelah dibuka, lakukan pemberian baby oil atau minyak kelapa disekitar tabung dengan cara meneteskan secukupnya setiap ½ jam. Kulit luka akan melunak, sehingga alat mudah dilepaskan. Jika diperlukan, pelepasan alat dapat dibantu dengan penggunaan anestesi spray untuk mengurangi nyeri.
“Setelah tabungnya lepas sendiri (pas Tsaqib hari ke 6), bekas sunatnya tinggal diolesi baby oil untuk membantu proses pelepasan kulit kering yang berwarna hitam dan dibantu dengan sering berendam alhamdulillah di minggu ke 2 kulit hitamnya lepas dengan sendirinya.” Sanny menambahkan.
Sumber :
– www.alodokter.com
– www.pondokkhitan1.blogspot.co.id
– www.facebook.com/sanny.sitinuraini