Mengetahui Gejala, Pencegahan, dan Pengobatan Infeksi Mata Pada Anak
Infeksi mata yang paling sering terjadi adalah konjungtivitis atau yang biasa disebut mata merah. Infeksi mata, tak hanya menyerang orang dewasa, namun juga menyerang anak dan bayi.
Infeksi mata bias disebabkan oleh bakteri, virus atau reaksi alergi. Tetapi, pada dasarnya infeksi mata tidak diketahui penyebab pastinya. Sebab bakteri, virus atau reaksi alergi dapat membuat mata menjadi merah, bengkak, berair dan belekan.
Gejala Infeksi Mata Pada Anak
1. Kemerahan di sekitar kelopak mata hingga menyebar ke bagian dalam mata
2. Kepala terasa pusing jika beraa di cahaya terang
3. Mata beraiar, mata akan memproduksi air mata berlebih
4. Mata belekan, hal ini disebabkan air mata membeku
5. Bagian luar mata menjadi bengkak
Pencegahan Infeksi Mata Pada Anak
Agar bayi dan balita terhindar dari infeksi mata, Anda dapat melakukan pencegahan seperti berikut:
1. Bersihkan mata bayi dan balita dengan kapas yang sudah dicelupkan ke air hangat setiap pagi
2. Jauhkan bayi dan balita dari orang lain yang memiliki penyakit infeksi mata
3. Orang tua juga wajib menjaga kesehatan agar tidak menular ke anak
4. Selalu awasi kesehatan bayi dari ujung rambut hingga ujung kaki
5. Lakukan pemeriksaan rutin
Pengobatan Infeksi Mata Pada Anak
Apabila mata bayi atau balita sudah terinfeksi, segera lakukan penanganan pengobatan agar infeksi tidak terjadi berlangsung lama. Oleh sebab itu, pengobatan yang dilakukan sendiri wajib diperhatikan. Silahkan ikuti cara berikut:
1. Bersihkan belakan di ujung mata dekat hidung menggunakan kapas setiap pagi
2. Lakukan pemijatan di sekitar mata 3 hingga 4 kali sehari. Anda dapat melakukan pemijatan dengan jari telunjuk yang telah diolesi baby oil.
3. Jika infeksi mata berlangsung selama lebih dari 3 hari dan tak menunjukan perubahan menurun pada mata, sebaiknya periksakan bayi atau balita Anda ke klinik kesehatan agar mendapat pertolongan lanjutan.
Bagi orang dewasa, infeksi mata cukup mengganggu aktivitas sehari-hari, apalagi bagi anak-anak. Hal ini memungkinkan si kecil akan kesakitan bahkan sangat merasa tak nyaman. Sehingga daripada mengobati, lebih baik Anda melakukan antisipasi agar tak terjadi pada anak Anda.