Pentingnya Mengenali Masalah Disleksia pada Anak
Anak-anak usia 3 tahun keatas merupakan usia dimana seorang anak dapat diajarkan mengenal huruf bahkan diajarkan membaca dalam huruf yang singkat dan sederhana. Dalam pembelajaran ini peran orang tua dan guru kerap kali tidak menyadari tanda-tanda gangguan belajar pada anak. Gangguan belajar yang sering terjadi ialah Diseleksia.
Apa Itu Diseleksia?
Diseleksia merupakan sebuah gangguan belajar pada anak yang ditandai dengan kesulitan berbahasa. Tak hanya kesulitan membaca, anak diseleksia kesulitan dalam mengeja, menulis. Diseleksia menyerang seorang anak dengan faktor genetik maupun faktor yang dialami sang ibu ketika hamil. Diseleksia tidak memiliki obat, namun ketika sang anak beranjak dewasa mereka mulai memahami seperti apa gangguan belajar yang mereka alami serta dapat memilih metode belajar yang memang sesuai dengan mereka.
Masalah Yang Sering Dialami Anak Diseleksia
- Kesulitan membedakan “paku” dengan “palu”
- Sering tertukarnya sebuah kata yang memiliki bunyi hampir sama seperti “dua puluh” dengan “dua belas”
- Kesulitan mengingat nama, namun mengingat wajahnya. Kebanyakan anak diseleksia menggunakan kata ganti “pria disana”, “temanku yang laki-laki itu” ketika menceritakan hal yang dialaminya
- Kesulitan melakukan kegiatan yang terjadwal.
- Anak diseleksia kerap bingung dengan perhitungan uang yang sederhana
- Memiliki ingatan jangka pendek. Anak diseleksia tidak dapat mengingat sebuah instruksi dengan perkataan yang panjang.
- Anak diseleksia kesulitan dengan tata bahasa. Sehingga apabila ada dua bahasa yang memiliki tata bahasa berbeda mereka akan bingung dan kesulitan. Seperti tata bahasa Indonesia dengan susunan Diterangkan-Menerangkan (contoh: Laut Biru) sedangkan susunan bahasa Inggris memiliki susunan Menerangkan-Diterangkan (contoh : Blue Ocean)
Tanda Anak Mengalami Diseleksia
Sebagai orang tua, moms harus waspada dengan tanda-tanda diseleksia pada anak. Begitupula guru disekolah wajib mengetahui tanda diseleksia pada anak. Dengan pemahaman tanda diseleksia pada anak diharapkan dapat menangani anak diseleksia secara tepat.
- Kesulitan mengeja dan membaca
- Huruf sering tertukar misal, “b” tertukar “d”, “p” tertukar “q”.
- Mengeja putus-putus dan kalimat tidak tepat. Seperti “Melihat awan di atas langit senja di bangku taman” kemungkinan anak diseleksia akan membaca “lihat awan atas langit bangku tanam”. Anak diseleksia akan menghilangkan kata penghubung, awalan hingga tertukarnya sebuah kata yang memiliki huruf yang sama (contoh: taman -> tanam)
- Kesulitan memahami kalimat yang tidak pernah didengar
- Kebingungan dengan konsep alfabet dan simbol
- Kesulitan membedakan kanan kiri
- Tidak paham dengan susunan waktu
- Kesulitan mengingat nama-nama
Apabila moms memiliki seorang anak yang susah diajarkan membaca ataupun kesulitan dalam tatanan bahasa moms jangan memarahi atau menganggap bodoh. Sebab, mungkin buah hati moms mengalami gengguan belajar diseleksia. Lebih baik konsultasikan terlebih dahulu ke ahli psikolog, sehingga moms dapat memberikan pembelajaran yang memang cocok untuk buah hati, moms.