Tes Untuk Mengetahui Alergi pada Anak

Bunda harus curiga bila si kecil mengalami gatal-gatal, kulit memerah, mengelupas hingga kasar seperti eksim. Apalagi bila jika sudah diobati, sering kambuh lagi. Bisa jadi itu adalah tanda-tanda si kecil mengalami alergi.

Daripada terus kepikiran, mending Bunda langsung memeriksakan si kecil untuk melakukan beberapa tes apakah si kecil mengalami alergi atau tidak. Berikut beberapa tes untuk mengetahui Alergi si kecil;

tes alergi anak

1. Tes tempel (Patch Test)

Tes pertama ini digunakan untuk mengetahui apakah si kecil megalami alergi yang disebabkan oleh kontak fisik kimia seperti dermatitis atau eksim. Tetapi Bunda harus memberikan tesnya saat anak berumur minimal 3 tahun.

Dua hari sebelum tes, si kecil tidak boleh terkena gesekan dan bebas dari obat oles, salep atau krim. Dan juga si kecil tak boleh melakukan aktivitas berlebih yang menyebabkan keringat atau mandi.

Bahan-bahan kimia dalam finn chamber ditempelkan ke punggung anak selama 48 jam dan si kecil tak boleh aktif bergerak. Jika positif maka punggung akan timbul bercak kemerahan atau melenting.

2. Tes RAST (Radio Allergo Sorbent Test)

Tes yang dilakukan pada anak usia berapa pun dan tidak pakai obat-obatan ini untuk mengetahui apakah si kecil alergi terhadap allergen hirup dan alergi makanan. Sampel serum darah anak akan diambil lalu melalui proses komputerisasi khusus yang hasilnya akan diketahui setelah 4 jam.

3. Tes tusuk kulit (Skin Prick Test)

Tes ini harus dilakukan pada si kecil yang berusia minimal 3 tahun dan sehat. Sarat lainnya, ia tidak baru meminum obat antihistamin (anti alergi) dalam 3-7 hari. Tes ini dilakukan agar dapat mengetahui si kecil alergi terhadap allergen yang dihirup dan makanan hingga 33 jenis allergen atau lebih.

4. Tes provokasi obat

Tes yang dapat dilakukan untuk anak usia bera pun ini dapat mengetahui apakah si kecil mengalami alergi pada obat yang diminum. Metode yang digunakan adalah DBPC (Double Blind Placebo Control) atau uji samar ganda.

5. Tes provokasi dan eliminasi makanan

Pada usia berapa pun, tes ini dapat dilakukan untuk mengetahui alergi terhadap makanan tertentu. Diagnosis alergi makanan dibuat bedasarkan diagnosis klinis, selanjutnya untuk

memastikan makanan penyebab alergi digunakan metode Provokasi Makanan Secara Buta (Double Blind Placebo Control Food Chalenge atau DBPCFC).

Namun beberapa pusat layanan alergi memodifikasi cara DBPCFC karena membutuhkan biaya yang tidak sedikit dan waktu yang lama, selain itu cara ini cukup rumit. Salah satunya, dengan melakukan “Eliminasi Provokasi Makanan Terbuka Sederhana”

6. Tes kulit intrakuntan

Dilakukan pada usia minimal 3 tahun, tes ini sangat berguna untuk mengetahui alergi terhadap obat yang disuntikan. Caranya menyuntikkkan obat yang di akan di tes di lapisan bawah kulit lengan bawah. Bila positif alergi, maka akan timbul bentol, merah dan gatal.