Tips Membacakan Dongeng untuk Anak, Biar Jadi Lebih Menarik dan Disukai Anak
Bunda sudah mengetahui betapa pentingnya serta manfaat yang bisa diperoleh dari kebiasaan membacakan dongeng untuk anak. Namun, tidak semua orang punya kemampuan membacakan cerita dengan baik. Di sini, bunda memang perlu latihan yang banyak agar bisa terbiasa menghadirkan cerita menarik kepada si kecil.
Lalu, bagaimana caranya? Ada tips yang bisa bunda ikuti. Dengan tips ini, bunda bisa menjadi seorang pencerita dongeng yang tidak kalah dengan tenaga profesional:
1. Pilih dongeng yang disukai oleh anak dan memiliki nilai edukatif
Pertama, bunda harus mengetahui jenis cerita yang disukai oleh anak. Hal itu bisa dilihat kalau bunda memperhatikan keseharian si kecil. Selain itu, pemilihan cerita yang tepat ini juga bisa dilakukan dengan trail and error.
Oh iya, jangan sembarangan dalam memilih cerita dongeng. Tidak hanya menarik, cerita tersebut juga harus memiliki sisi edukatif bagi anak. Jangan sampai, karena cerita dongeng dari bunda, si kecil jadi lebih agresif, sering bertengkar, sombong, dan sebagainya.
2. Coba untuk menguasai cerita dalam dongeng
Kedua, bunda harus mencoba untuk menguasai cerita dalam dongeng yang tengah dibacakan. Dengan menguasai cerita tersebut, bunda bisa menceritakannya kembali secara menarik. Bahkan, kalau mau, bunda juga bisa membumbui cerita itu dengan imajinasi bunda sendiri.
Tidak hanya dari segi cerita, tokoh-tokoh yang ada dalam dongeng juga harus bunda ketahui bagaimana karakternya. Dari situ, bunda bisa lebih mendalami karakter cerita dalam sebuah dongeng. Tak ada salahnya, bunda juga menggunakan suara yang berbeda ketika menceritakan seorang karakter.
3. Intonasi dan vokal adalah peran penting dalam bercerita
Tips berikutnya, bunda bisa menggunakan tone serta vokal yang berbeda untuk membuat cerita semakin menarik. Misalnya, dengan memperagakan karakter tertentu secara langsung. Semakin atraktif bunda dalam memperagakan sebuah karakter, anak akan jadi semakin suka.
4. Lakukan kontak mata dengan anak
Hal ini berkaitan erat dengan tingkat penguasaan bunda terhadap cerita yang tengah dibacakan. Dengan terlebih dahulu menguasai isi cerita, bunda bisa bercerita tanpa harus melihat ke buku. Lebih asyik kalau bercerita dilakukan dengan menatap mata anak secara langsung. Dari situ, mereka akan merasa memperoleh perhatian.
5. Bagaimana kalau tidak punya cerita?
Dalam kasus yang ekstrem, bisa jadi bunda sudah kehabisan cerita. Nah, terkait yang satu ini, tidak perlu repot. Bunda bisa menceritakan pengalaman menarik yang pernah terjadi dalam perjalanan hidup. Bisa jadi itu merupakan pengalaman bunda sendiri atau pengalaman orang-orang terdekat.
Bagaimana, apakah bunda sudah siap untuk menjadi seorang pendongeng yang baik bagi anak?