Tips Menanamkan Nilai Kebersihan Pada Anak
Sebuah rumah berantakan dengan mainan yang tersebar di seluruh ruangan adalah hal yang dianggap lumrah di sebuah keluarga ketika usia anak masih kecil. Tapi apakah Anda ingin mereka tumbuh dengan tidak bertanggung jawab atas lingkungan mereka tinggal? Ajarkan anak Anda untuk menghormati orang lain dan lingkungan mereka dengan menanamkan kebiasaan kebersihan dari dini.
Kebersihan adalah kebiasaan yang baik, bahkan terdapat peribahasa kebersihan sebagian dari iman. Walaupun kebanyakan dari kita ingin lingkungan kita menjadi bersih, berapa banyak dari kita mengajar anak-anak kita pentingnya kebersihan? Kita mungkin mengajari mereka untuk menyikat gigi, mencuci muka dan mandi secara teratur. Tapi apakah kita memperluas konsep kebersihan untuk setiap aspek kehidupan sehari-hari mereka? Berikut adalah tips untuk menanamkan nilai kebersihan pada anak-anak.
Mulai Dengan Kamar Tidur
Jika kamar anak Anda terlihat seperti seolah-olah terhempas banjir bandang, Anda harus memastikan bahwa itu tidak dibiarkan begitu saja. Anak-anak harus diajarkan untuk menjaga hal-hal di tempat yang tepat. Ini adalah kebiasaan seumur hidup. Aspek kebersihan ini mungkin belum bisa diterapkan di tahun-tahun awal anak-anak. Tetapi beberapa disiplin harus disuntikkan pada tahap berikutnya ketika anak sudah mulai berkomunikasi dengan baik. Tetapkan parameter tertentu. Misalnya, seorang anak tidak boleh diizinkan untuk menggunakan saputangan atau handuk kotor. Jangan pernah membiarkan anak untuk masih memakai sepatu ke tempat tidur, walaupun anak dalam keadaan lelah. Anak-anak juga harus diajarkan untuk merapikan tempat tidur mereka sendiri.
Langkah berikutnya adalah kamar mandi
Di kamar mandi kita mengajar anak-anak untuk menyikat gigi, cebok dan cara mandi yang baik. Mereka juga harus belajar untuk menjaga lingkungan kamar mandi agar bersih. Misalnya, Anda bisa memasang poster kecil yang lucu yang mengingatkan anak Anda untuk menarik flush. Atau memasang bel kecil yang berdering setiap kali dia lupa untuk menutup pintu.
Ada anak yang benci untuk menyikat gigi. Anda dapat menyusun rencana untuk mensiasati hal ini, misalnya dengan menyiapkan pasta gigi pada sikat sebelum Anda membangunkan anak dari tidurnya.
Biarkan anak-anak Anda bergiliran untuk mengisi air bak, handuk atau tissue gulung. Ini adalah hal-hal kecil yang bisa membuat anak santun. Kebiasaan baik pada akhirnya akan mendapatkan terinternalisasi dan menambah aset kepribadian anak Anda. Ajarkan juga anak Anda untuk menghemat air dengan menutup semua keran di rumah. Baik itu di kamar mandi atau dapur.
Bagaimana Dengan Tempat Lain?
Baik itu meja makan atau dapur atau balkon, anak-anak harus diajari untuk tidak mengacaukan barang. Dalam rangka untuk menjaga kebersihan, usahakan untuk tidak membiarkan anak-anak Anda untuk makan di ruangan lain selain ruang makan. Ajarkan anak-anak Anda, terlepas dari jenis kelamin mereka untuk meletakkan meja dalam keadaan rapi. Pastikan bahwa anak-anak mengambil piring bekas mereka sendiri dan membawa mereka ke dapur. Mereka juga harus diarahkan untuk menawarkan diri untuk membantu membawa piring dari anggota keluarga yang lebih tua. Mencuci tangan dan berkumur setelah makan juga merupakan kebiasaan yang sangat baik, karena akan membantu mereka menjaga kebersihan diri dan memerangi bau sepanjang hidup.
Bantuan Mereka Buat Dunia Bersih
Tetapkan beberapa aturan untuk perilaku mereka dalam masyarakat luas. Ajarkan mereka untuk menerapkan standar kebersihan yang sama di depan umum juga. Anda harus memastikan bahwa anak-anak Anda tidak membuang sampah di taman saat piknik atau bahwa mereka tidak membuang sampah sembarangan dari bus atau kereta.
Peringatkan juga anak-anak untuk tidak meludah atau membuang ingus sembarangan. Sebagai orang tua, itu adalah tugas Anda untuk membawa tas/plastik kosong dengan Anda di mana pun Anda berada di luar rumah Anda sehingga anak-anak bisa membuang sampah di tas tersebut bila mereka tidak menemukan tempat sampah.
Jadilah Panutan
Anak-anak akan menyerap kebersihan hanya jika mereka melihat orang dewasa mengikuti standar yang sama. Misalnya, jika anak sekolah melihat ayahnya membiarkan piring kotor di meja makan, ia juga terikat untuk melakukan hal yang sama.